Scroll untuk membaca artikel
Tasmalinda
Rabu, 21 Juli 2021 | 12:04 WIB
Aktris Nikita Mirzani saat menemui awak media di Mall Plaza Indonesia, Jakarta Pusat, Kamis (22/4/2021). [Suara.com/Alfian Winanto] Ia memprotes hotel yang menyediakan fasilitas karantina.

SuaraSumsel.id - Artis Nikita Mirzani kembali menghebohkan media sosial. Ia kesal dan murka terhadap sistem karantina yang diberlakukan oleh bintang lima di Indonesia, sepulangnya dari liburan di Turki.

Di media sosialnya, Nikita mengungkapkan kekesalan tersebut. Ia menyebut di hotel karantina tersebut diperlakukan seperti tahanan.

Dalam curahan hatinya di media sosial, ia mengungkap hotel yang difungsikan sebagai lokasi karantina itu tidak menyediakan fasilitas yang memadai dan layak.

Ia memulainya dengan kalimat Indonesia berduka, namun beberapa orang malah membuat duka tersebut seperti bisnis dengan mencari keuntungan masing-masing.

Baca Juga: Karyawan Hotel dan Restoran di Sumsel Banyak Belum Divaksin COVID-19, Ini Langkah PHRI

“Indonesia berduka, tapi beberapa orang membuat duka ini menjadi bisnis untuk keuntungan usahanya masing-masing,” tulis Nikita Mirzani.

Saking kesalnya, Nikita juga menyumpahi karyawan hotel tersebut terjangkit virus Covid 19.

“Mudah-mudahan yah hotel-hotel mewah yang menampung orang-orang yang sedang dikarantina tutup selama-lamanya. Agar tidak menyusahkan orang-orang yang tidak mampu di hotel tersebut. Ntar lagi kalau gemes gue mention namanya. Gue suka kalau ributnya sama yang begini-begini ini,” bebernya panjang lebar.

Unggahan Nikita Mirzani tentang hotel karantina [Instagram]

Nikita Mirzani juga baru mengaku mengetahui hotel mewah bintang lima menyediakan jasa karantina. Tetapi memperlakukan tamu seperti tahanan.

“Padahal hasil PCR negatif, tapi diperlakukan seperti positif. Tidak bisa menghirup udara luar, makanannya busuk. Sudah hotel mahal tapi disuruh nyuci piring dan lain-lain sendiri. Lalu kamar hotel pun panas, tepatnya pengap,” sambung Nikita Mirzani.

Baca Juga: Sumsel Genjot Produksi Padi lewat Program Optimalisasi dan Intensifikasi Lahan

“Hotelnya aja bintang 5, tapi makanannya enggak enak. Kalau enggak boleh GoFood kalian masak yang enak. Sesuai dengan harga hotel yang sudah dibayarkan. Yang kalian kasih makan itu manusia bukan sejenis jin atau hewan,” ujarnya lagi.

Harga hotel ketika di bandara Rp 17 juta, lalu sampai hotel tiba-tiba malah jadi Rp 22 juta. Pada mati aja loe deh mendingan.”

Ia pun mengungkapkan sejatinya orang berhak memilih hotel mana yang mereka inginkan masa karantina.

“Lah kok ini kalian maksa orang-orang yang enggak mampu untuk bayar hotel bintang 5, yang jelek itu untuk tetap tinggal di sana dan bayar full. Kalau sudah enggak sanggup buat bayar kebutuhan hotel mendingan tutup aja deh daripada bikin dosa,” bebernya.

Load More