Scroll untuk membaca artikel
Tasmalinda
Kamis, 22 April 2021 | 16:20 WIB
Dokter Carissa Grani di akun YouTube Rasil TV. Mualaf Karena Pandemi Covid 19, Islam mengajarkan imunitas tubuh

SuaraSumsel.id - Hidayah menemukan dan akhirnya memeluk agama islam bisa datang dari mana pun. Seperti yang dialami Dokter Gigi Carisa Grani yang dilahirkan di keluarga Kristen taat, kemudian menjadi mualaf karena situasi pandemi COVID 19.

Ia memeluk islam karena situasi pandemi COVID 19 yang mengajarkan umat manusia menjaga kesehatan dan imunitas tubuh, seperti halnya yang diajarkan agama islam sudah sejak lama.

Protokol 3M, dengan menggunakan masker, menjaga jarak dan membasuh tangan yang rutin ternyata sudah diajarkan islam sejak lama sebagai upaya menjaga diri.

Lahir dan besar dalam keluarga Kristen taat, Carissa mengaku nggak pernah sedikitpun terpikir masuk Islam. Mertuanya adalah penganut Kristen taat, malah pendidikannya adalah teologi sedangkan suaminya seorang pendeta.

Baca Juga: Setuju Konsep Ancol Pulau Kemaro, Herman Deru: Sumsel Ini Haus Wisata

Setiap akhir pekan, dokter Carissa aktif di gereja dan mengantarkan anaknya untuk ibadah Kristen.

Namun demikian, hidayah islam hadir mengetuk hatinya, sehingga dokter memeluk islam tahun lalu. Awal Corona digalakkan 3M, Carissa berusaha memahami makna wudhu, menutup mulut atau hijab dan cadar, dan menjaga jarak untuk tidak mudah bersalaman dengan orang lain (bukan muhrim).

“Saya enggak belajar doktrin Islam, iseng browsing manfaat wudhu, manfaat gerakan salat. Kok secara medis bisa dibuktikan, kok ajaran agama Islam itu masuk (akal). Kenapa jarinya (dalam gerakan Salat) begitu ditekan, secara medis bisa dijelaskan, kok gitu mulai (tertarik)” jelasnya dalam kanal YOutube Rasil TV dilansir dari hop.id- jaringan Suara.com, Kamis (22/4/2021).

Selain itu, Carissa juga melihat kenapa muslim beribadah di lantai, sujud maksudnya, bukannya lantai itu kan kotor di bawah tempat kaki. Namun setelah ia cermati mendalam, ternyata salat di lantai itu maknanya manusia di hadapan Allah itu status derajatnya sama, mau kaya mau miskin.

“Saya mulai galau, ibarat di persimbangan jalan. Saya lakukan (ibadah agama) yang lama, kok kosong ragu-ragu. Saya nganterin anak ibadah dewasa, pulang-pulang kayak nggak seperti biasa. Akhirnya saya nggak ibadah selama dua pekan, itu awal Maret. Dan mau beribadah dengan cara Islam kan belum bisa,” akunya..

Baca Juga: Kasus Perawat Dianiaya, PPNI Sumsel: Kasus Hukum Diteruskan Meski Memaafkan

Ilustrasi salat, ibadah, berdoa. [Shutterstock]

Carissa kemudian diarahkan mendalami Islam ke Mualaf Centre Indonesia (MCI).

“Qadarullah (takdir Allah) pada 15 Maret 2020, jam 09.00 kurang dikit, itu hari pertama lockdown saya datang (MCI). Di sana dijelaskan soal tauhid tanpa menjelakkan agama saya sebelumnya. Dan saat dijelaskan itu, tak terasa air mata saya mengalir,” ujar Carissa.

Setelah syahdat, semangat Carissa untuk beribadah Islam semakin kuat. Namun dia menyembunyikan bahwa telah mualaf dari suami dan keluarganya.

Sebulan berjalan informasi Carissa mualaf mulai terkuak oleh teman kantornya. Sebab saat adzan salat, Carissa sering menghilang ke masjid.

Di saat itu pula, Carissa belum ngomong ke suami dan keluarganya soal mualafnya.

Pada bulan Ramadan tahun lalu, Carissa memanfaatkan waktu membaca terjemahan Alquran. Setelah membaca terjemahan Alquran dari awal sampai akhir, dia tak menemukan kesalahan kontradiksi dalam Alquran. 

Meski sudah berusaha menyembunyikan dari suami, namun akhirnya ketahuan. Momen itu terjadi pada 15 Mei 2020, saat itu selesai salat Isya, peralatan salatnya ditemukan suaminya. 

Puncaknya adalah setengah bulan kemudian. Pada 31 Mei 2020, Carissa mau salat tahajud, kepergok suaminya ibadah malam tersebut. Kala itu Carissa berfikir jika suaminya sudah tidur.

“Kamu sudah saya bilangin, nyari apa sih kamu? Saya baru mau jawab ditampar dekat kuping. Saya jatuh dan teriak, saya dijambak. Kemudian masuk ke dalam kamar anak, saya dijedugin ke tembok. Anak bangun takut. Di dalam jedugin, dibalik terus dipukulin lagi. Suami ngancam, kalau kamu begitu, saya bunuh juga anak ketiga saya,” ancam suaminya itu.

Carissa lalu dibawa suaminya ke rumah mertua. Di rumah mertua, Carissa kembali dipukuli suami. Carissa dianggap kemasukan setan lalu didoakan. Ternyata keributan di rumah Carissa diketahui polisi.

Menurut Carissa, polisi datang ke rumahnya karena mendapat laporan dari warga adanya keributan di rumahnya. Awalnya Carissa enggan melapor ke polisi.

Namun setelah dibujuk polisi, Carissa akhirnya mau visum dan melaporkan Kekerasan Dalam Rumah Tangga atau KDRT yang dilakukan suaminya ke Polres Metro Jakarta Barat.

Akhirnya Carissa memutuskan bercerai dengan suaminya. Pihak keluarga Carissa pun tidak mempermasalahkan dirinya pindah agama. Bahkan kini keluarga Carissa menghormati dirinya yang menjalani ibadah puasa.

Load More