Scroll untuk membaca artikel
Tasmalinda
Sabtu, 06 Maret 2021 | 14:29 WIB
Moeldoko [Suara.com/Angga Budhiyanto] Pernah di Hanura lalu pimpin Partai Demokrat,

SuaraSumsel.id - Nama Moeldoko bukan nama baru yang muncul sebelum pelaksanaan Kongres Luar Biasa (KLB) Partai Demokrat di Deli Serdang, Sumatera Utara.

Namanya disebut-sebut sebelum itu. Pernah memilih Partai Hanura dan menjabat Wakil Ketua Dewan Pembina, kini Moeldoko dipilih memimpin Partai Demokrat versi KLB.

Kepala Staf Kepresidenan (KSP) Moeldoko sebagai Ketua Umum Partai Demokrat periode 2021 – 2025. 

Hasil vooting dalam KLB memutuskan KLB sebagai Ketua Umum terpilih sedangkan Marzukie Alie terpilih menjadi Ketua Dewan Pembina Partai Demokrtat pada periode 2021 – 2025.

Baca Juga: Sebut KLB Bodong, DPD Partai Demokrat Sumsel Sepakat Dukung AHY

Moeldoko lahir di Kediri, Jawa Timur pada tanggal 8 Juli 1957 sehingga saat ini berusia 63 tahun.

Moeldoko merupakan salah satu tokoh militer yang menjabat sebagai Ketua Staf Presiden yang dilantik sejak tanggal 17 Januari 2018 hingga saat ini dan Ketua Umum terpilih Partai Demokrat periode 2021 – 2025.

Moeldoko (tengah) tiba di lokasi Kongres Luar Biasa (KLB) Partai Demokrat di The Hill Hotel Sibolangit, Deli Serdang, Sumatera Utara, Jumat (5/3/2021).

Anak bungsu dari 12 bersaudara pasangan Moestaman dan Mas’fuah menikah dengan Koesni Harningsih. Dari pernikahan itu, ia memiliki dua orang anak yang bernama Randy Bimantoro dan Joanina Rachma.

Sejak kecil, Moeldoko hidup dengan kekurangan dan jauh dari pusat kota namun berhasil lolos  Akademi Militer.

Moeldoko merupakan alumni dari Akademi Angkatan Bersenjata Republik Indonesia (Akabri) tahun 1981 dengan predikat terbaik dan meraih penghargaan Bintang Adhi Makayasa.

Baca Juga: Dihadiri Para Mantan Kader, DPD Partai Demokrat Sumsel Tolak KLB

Selama berada di militer ia telah memperoleh tanda jasa antara lain: Bintang Dharma, Bintang Bhayangkara Utama, Bintang Yudha Dharma Pratama, Bintang Kartika Eka Paksi Pratama, Bintang Yudha Dharma Nararya, Bintang Kartika Eka Paksi Nararya, Satya Lencana Dharma Santala, Satya Lencana Kesetiaan XXIV tahun, Satya Lencana Kesetiaan XIV tahun, Satya Lencana Kesetiaan VIII tahun, Satya Lencana Seroja, Satya Lencana Wira Dharma, dan Satya Widya Sista.

Pada era Presiden Susilo Bambang Yudhoyono, Moeldoko menjabat sebagai Direktur Doktrin Kodiklat TNI AD dan Kepala Staf Komando Daerah Militer Jakarta Raya (Kasdam Jaya).

Moeldoko pernah terlibat dalam beberapa penugasan seperti Operasi Seroja Timor-Timur (1984) Konga Garuda XI/A, Selandia Baru (1983 dan 1987), Singapura-Jepang (1991), Irak-Kuwait (1992).

Kepala Staf Kepresidenan Moeldoko. [Instagram]

Pada tahun 2010, Moeldoko menjabat sebagai Pangdiv 1/Kostrad, Pangdam XII/Tanjungpura, dan Pangdam III/Siliwangi. Pada tahun 2013, Moeldoko menjabat sebagai Wakil Kepala Staf Angkatan Darat (Wakasad) dan akhirnya menjadi Kepala Staf Angkatan Darat (KSAD).

Selain lulus dari Akademi Angkatan Bersenjata Republik Indonesia (Akabri), Moeldoko pernah mengeyam pendidikan di Universitas Indonesia.

Pada tahun 15 Januari 2014, ia meraih gelar doktor pada program Pascasarjana Ilmu Administrasi FISIP Universitas Indonesia dengan judul “Kebijakan dan Scenario Planning Pengelolaan Kawasan Perbatasan di Indonesia (Studi Kasus Perbatasan Darat di Kalimantan)” dengan predikat sangat memuaskan.

Sebelum menjabat sebagai Kepala Staf Presiden, pada 26 Desember 2016 ia terjun  ke dalam politik dengan bergabung ke dalam Partai Hati Nurani Rakyat (Hanura) dan menjadi Wakil Ketua Dewan Pembina.

Moeldoko juga seorang pendiri M Foundation yang merupakan sebuah yayasan yang berfokus kepada kegiatan sosial dalam memberikan bantuan pendidikan kepada anak – anak yatim hingga masuk ke perguruan tinggi.

Ia juga mendirikan Masjid Dr. H. Moeldoko yang terletak di dalam kompleks Islamic Center di perbatasan Jombang dan Kediri. Masjid tersebut juga dilengkapi dengan panti asuhan, madrasah, dan taman pendidikan Al-Quran. 

Sumber: Suara.com 

Load More