SuaraSumsel.id - Pemandangan berbeda terjadi di Pantai Radji Kabupaten Bangka Barat, Kepulauan Bangka Belitung, Selasa (16/2/2021). Warga memperingati tragedi kemanusia peristiwa Perang Dunia ke II di Pantai Rajdi, Bangka Barat.
Kepala Seksi Sejarah Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Bangka Barat, M Ferhad Irvan mengatakan peringatan ini berharap agar tragedi kemanusian tersebut tidak terulang kembali.
Menurut dia, tragedi Perang Dunia II terjadi di Selat Bangka telah mengakibatkan ribuan orang meninggal dunia ialah kedukaan sejarah hidup untuk menciptakan perdamaian seluruh bangsa.
Dalam peringatan tragedi kemanusiaan pada tahun ini, pihaknya sengaja tidak mengundang sejumlah keluarga korban dari berbagai negara untuk datang ke Mentok karena pandemi COVID-19.
Baca Juga: Kenangan Filuz Mursalin, Seniman Palembang Nan Sederhana Kaya Karya
"Acara ini hanya dilakukan sederhana dan terbatas," ujarnya seperti dilansir ANTARA, Selasa (16/2/2021).
Jika sebelumnya, peringatan dilakukan Februari yang selalu dihadiri keluarga korban yang berasal dari berbagai negara dan perwakilan dari Kedutaan Besar Australia di Indonesia.
"Selain tabur bunga, dalam rangkaian peringatan tahun ini kami juga menggelar peringatan bersama para keluarga korban, para pensiunan tentara Australia, dan pihak kedutaan besar melalui virtual," katanya.
Rangkaian kegiatan itu digelar dalam rangka memperingati peristiwa pengeboman sejumlah kapal laut Australia oleh tentara Jepang di pertengahan Februari 1942 di Selat Bangka yang mengakibatkan lebih dari 4.000 orang meninggal dunia.
Tragedi di Selat Bangka berawal dari Perang Pasifik atau penyerangan pesawat tempur Jepang terhadap armada Pasifik Amerika Serikat di Pearl Harbour pada tanggal 7 Desember 1941.
Baca Juga: 5 Kearifan Lokal Palembang Jadi Warisan Budaya, Salah Satunya Telok Abang
Pada hari berikutnya pasukan darat Jepang menyerbu Koloni Inggris di Kota Bharu, Semenanjung Malaya.
Dengan dukungan Angkatan Laut dan Angkataan Udara yang kuat, Jepang pada tanggal 14 Februari 1942 menguasai kota Singapura.
Keesokan harinya Letnan Jenderal Arthur Percival, komandan pasukan Inggris di Singapura, menyerah.
Pada hari-hari terakhir sebelum kejatuhan Singapura, ribuan warga sipil pria, wanita, dan anak-anak Inggris, Australia, dan berbagai negara yang saat itu tinggal di Singapura menaiki kapal untuk melarikan diri ke berbagai arah, termasuk ke Jawa dan Australia.
Namun, upaya ini merupakan evakuasi yang terlambat.
Pada tanggal 13 Februari 1942, sebuah pesawat pengintai Inggris menemukan konsentrasi besar konvoi pelayaran Angkatan Laut Jepang di utara Pulau Bangka.
Konvoi tersebut berangkat dari Camranh Bay-Indochina pada tanggal 12 Februari 1942 dengan tujuan invasi ke Mentok dan Palembang.
Pada saat yang sama, banyak kapal pengungsi yang penuh dengan pasukan dan warga sipil Inggris dan Australia melarikan diri dari Singapura dan di pintu masuk Selat Bangka, armada angkatan laut Jepang menghentikan pelarian para pengungsi tersebut.
Dari 44 kapal evakuasi yang berangkat pada hari-hari terakhir antara 12 dan 14 Februari 1942, sebanyak 40 kapal dibom dan tenggelam di Selat Bangka dan diperkirakan sekitar 4.000 hingga 5.000 penumpang kapal tewas dalam kejadian itu.
Sebagian penumpang mendarat atau terdampar di sepanjang pantai Pulau Bangka dengan sekoci, pelampung, rakit, atau barang-barang apa saja yang mengapung.
Di antara mereka yang selamat mendarat di tepi pantai Pulau Bangka ditangkap dijadikan tawanan Jepang yang saat itu sudah menduduki Pulau Bangka.
Untuk mengenang tragedi itu, secara rutin tiap tahun para keluarga korban, khususnya kelompok keluarga perawat yang menjadi korban tragedi bersama perwakilan Pemerintah Australia melakukan ziarah dan peringatan peristiwa di Mentok.
Berita Terkait
-
Berstatus Zona Merah Covid 19, Pangkalpinang Berlakukan PPKM
-
Eks Suami Perwira Polisi Polda Babel Ditangkap Gegara Kasus Pengancaman
-
Pria Umur 100 Tahun Dituntut Atas Pembunuhan 3.518 orang di Perang Dunia II
-
Dapat Warisan Besar karena Melindungi Orang Yahudi dari Nazi
-
Banyak Diminati Masa Pandemi, Babel Galakkan Budidaya Jahe Merah
Terpopuler
- AFC Pindah Tuan Rumah Babak Keempat Kualifikasi Piala Dunia 2026 ke Thailand
- 6 Mobil Bekas Harga Lebih Murah dari Motor 110cc: Pilih yang Irit atau yang Gagah?
- 4 Rekomendasi Mobil Bekas Mulai Rp30 Jutaan: Pilihan Cerdas untuk Keluarga Kecil, Anti Riba
- Kekuatan Timnas Indonesia 'Dilucuti' AFC, Rekor Garuda Jadi Tak Berarti di Ronde 4
- Pompa Air Tangguh untuk Sumur 30 Meter, Ini 5 Rekomendasi Terbaik
Pilihan
-
6 Rekomendasi HP Murah Rp 2 Jutaan Layar AMOLED, Selalu Terang di Luar Ruangan
-
Emil Audero Mulai Ditinggalkan Palermo, Klub Orang Indonesia Penyebabnya
-
6 Rekomendasi HP 5G Murah di Bawah Rp 3 Juta, Terbaru Juni 2025
-
Tak Ikut Piala Presiden 2025, Pemain Persija Justru Laris Manis, Kok Bisa?
-
Sunscreen Jumbo yang Bikin Kulit Glowing dan Nyaman Dipakai Setiap Hari!
Terkini
-
Inisiatif Hijau Perempuan Muba: Bangkitkan Ekonomi, Selamatkan Anak dari Stunting
-
Adu Gaya HP Gaming: Asus ROG Phone 8 vs RedMagic 9 Pro, Siapa Raja Esports?
-
12 Jurusan Kuliah dengan Peluang Kerja Tinggi Tahun 2025
-
Benarkah Warga Sumsel Minum Susu di 1 Muharram? Ini Makna dan Doa Mujarabnya
-
Tips Mengatur Gaji UMR agar Tetap Bisa Menabung dan Hidup Layak