Scroll untuk membaca artikel
Tasmalinda
Jum'at, 11 Desember 2020 | 07:46 WIB
Warga memasukkan kertas suara yang sudah dicoblos ke dalam kotak suara di TPS 005 Desa Ibul Besar III, Kecamatan Pemulutan, Kabupaten Ogan Ilir. (matakamera/fornews.co/mushaful imam)

SuaraSumsel.id - Pemilihan kepala daerah (Pilkada) menjadi moment memilih calon pemimpin untuk periode lima tahun kepemimpinan selanjutnya. Biasanya, hak politik itu disampaikan dengan mencoblos surat suara.

Tetapi, saat pemilihan serentak 9 Desembe kemarin, surat suara bukannya dicoblos namun juga ditemukan pesan menohok.

Seperti surat suara di Pilkada Samarinda ini, dalam sebuah foto yang beredar di jejaring media sosial Twitter, terdapat pesan di balik surat suara tersebut.

Foto tersebut diunggah oleh akun Twitter @txtdaripemerintah, Rabu (9/12/2020).

Baca Juga: Serba-serbi Pilkada 2020: TPS Unik hingga Corat-coret Surat Suara

Bukannya dicoblos, surat suara tersebut malah ditempel sebuah pesan.

"Saya minta ini diviralkan. Saya datang ke TPS ini untuk menghormati orang-orang yang bekerja dibalik ini semua. Yang saya pelajari akhir-akhir ini adalah pesta politik ini kebal terhadap virus korona. Ibadah dibatasi, sekolah dibatasi, kerja dibatasi. Pesta politik jalan terus bos. Sahkan RUU PKS," isi pesan tersebut, dikutip Suara.com.

surat suara berisikan pesan menohok [jepretan twitter]

Terlihat beberapa foto pasangan calon wali kota dan wakil wali kota Samarinda.

Pesan tersebut diduga sengaja dibuat oleh salah seorang warga yang menggunakan hak pilihnya.

Namun, dia justru memberikan pesan, sehingga surat suara tersebut tidak sah.

Baca Juga: Pesan Menohok yang Golput Pilkada: Yang Patah Tumbuh, Yang Hilang Nurani

Rupanya, aksi serupa juga ditemui di beberapa daerah. Salah satunya di Kota Surakarta.

Salah seorang warganet mengunggah foto surat suara yang dicorat-coret.

Sumber: Suara.com

Load More