Scroll untuk membaca artikel
Tasmalinda
Rabu, 02 Desember 2020 | 07:13 WIB
Rumah milik pelaku teroris di Sumsel [Muhammad Muoeslim/suara.com]

SuaraSumsel.id - Terduga teroris AN (35) di Banyuasin, Sumatera Selatan diketahui baru pulang dari Provinsi Lampung sebelum akhirnya ditangkap Detasemen Khusus (Densus) 88 Anti teror Polri, Senin (2/12/2020) malam.

Menurut Ketua RT 13, Rizwan AN pergi ke Lampung karena ada keluarganya yang menikah.

"Dia itu baru tiga hari lalu pulang dari Lampung aku tanya alasannya ada keluarga yang menikah. Setelah itu counternya di gerebek Densus 88,"katanya kepada SuaraSumsel.id Selasa,(1/11/2020).

Diketahui pengerebekkan dilakukan saat yang bersangkutan berada di toko (counter) ponsel yang dimilikinya.

Baca Juga: Kerap Alami Karhutla, Sumsel Jadikan Karhutla Kurikulum di Sekolah

"Selain itu, pengerebbekan kedua di rumah AN di lorong Rujak Beling, untuk mengambil barang bukti. Diamankan buku bacaan jihad, buku Abu Bakar Baasyir, ada juga senjata tajam, senapan angin, dan baju dan celana loreng bercorak putih hijau," terang ia.

Mengenai sosok AN, Rizwan mengatakan ia kerap berkomunikasi dengan tetangga namun sering juga terjadi pertentangan pemahaman.

"Sering bilang bid'ah kepada warga, bertetangga juga sering bahas soal agama. Ia juga jarang hadir jika ada kegiatan di masyarakat. Ia pernah protes berdoa di kuburan itu juga bid'ah, makanya banyak yang tidak menyukainya," ucap ia.

Lokasi pengerebbekkan pelaku teroris di Sumatera Selatan [Muhammad Moeslim/suara]

Diceritakan Rizwan, AN memang sering ke Lampung karena anak pertama yang belajar di pesantren di Lampung.

"Dia punya dua anak, satunya di sekolahnya pesantren di Lampung," katanya.

Baca Juga: Wagub Sulsel Andi Sudirman: Aksi Kelompok MIT Tidak Mencerminkan Islam

Ia pun sempat menyembut mengenai harta AN yang terbilang cukup kaya.

Kapolda Sumsel Irjen Eko Indra Heri mengatakan, pihaknya hanya membantu pengerebekan yang dilakukan Densus 88 Anti-teror pada Senin (30/11) malam. Terduga pelaku diamankan diduga terkait jaringan Jamaah Islamiah (JI).

"Semua penyelidikan dilakukan di Jakarta," ujar Eko Indra saat dimintai konfirmasi.

Kontributor : Muhammad Moeslim

Load More