SuaraSumsel.id - Gubernur Sumatera Selatan Herman Deru mengemukakan pentingnya upaya pencegahan kebakaran hutan dan lahan atau karhutla.
Karena itu, pengetahuan karhutla ini hendaknya diajarkan sebagai muatan lokal yang dipelajari anak-anak di sekolah guna melestarikan lingkungan.
"Paling tidak di tahun ajaran baru ini sudah diimplementasikan di 10 daerah rawan karhutla," ujarnya usai Penutupan Operasi Satgas Karhutla 2020 di Palembang, Senin seperti dilansir dari ANTARA, Selasa (1/12/2020).
Sebanyak 10 daerah operasi tersebut, Kabupaten Musi Banyuasin, Ogan Ilir, Ogan Komering Ilir, Ogan Komering Ulu, Ogan Komering Ulu Timur, Muara Enim, Penukal Abab Lematang Ilir, Musi Rawas, Musi Rawas Utara, dan Banyuasin.
Ia mengatakan telah meminta Dinas Pendidikan (Disdik) Sumsel menyusun formula pembelajaran muatan lokal pencegahan karhutla dengan berbasis kearifan lokal pengolahan lahan gambut.
Sumsel memiliki 1,4 juta hektare rawa gambut yang harus dijaga dari karhutla agar tidak rusak serta merugikan masyarakat, sedangkan hingga saat ini terjadinya karhutla masih banyak bersumber dari aktivitas masyarakat, seperti kebiasaan "sonor".
Namun, di satu sisi aktivitas-aktivitas yang kerap memicu karhutla tersebut juga merupakan kearifan lokal yang telah bertahan puluhan tahun dan tidak mudah diubah dalam waktu singkat.
"Faktor masyarakat dalam beraktivitas inilah yang perlu dikelola," tambah Deru.
Kepala Balai Pengendalian Perubahan Iklim dan Kebakaran Hutan dan Lahan (BPPIKHL) Wilayah Sumatera Ferdian Krisnanto menambahkan muatan lokal karhutla diperlukan Sumsel guna memperkuat pencegahan karhutla di masa depan.
Baca Juga: Ladang Ganja Berjarak 200 Meter dari Jalan Ditemukan, Polisi Buru Tuannya
"Sebaiknya dimulai dari jenjang SD, karena dari generasi inilah akar-akar pencegahan karhutla harus mulai dikenalkan," tambahnya.
Fokus utama dalam muatan lokal tersebut, katanya, menanamkan pola pikir bahwa kebakaran itu merugikan.
Selanjutnya, katanya, ditanamkan pola berpikir warga untuk menjaga lingkungan dan persuasif dalam mengajak orang tua agar lebih bijak mengelola lahan.
Ia menyebut muatan lokal pencegahan karhutla telah diterapkan di Kalimantan Tengah dan Kalimantan Barat, sedangkan di Sumsel pernah dibuat pada 1998, namun tidak dilanjutkan karena pergantian kurikulum.
"Saat ini Pemprov Sumsel ingin menyuntikkan kembali muatan lokal itu, kami dapat membantu karena KLHK punya Manggala Agni yang bisa menstimulus formulasinya ke guru-guru, lalu baru diajarkan ke murid," kata dia.
Berita Terkait
Terpopuler
- Media Belanda Heran Mauro Zijlstra Masuk Skuad Utama Timnas Indonesia: Padahal Cadangan di Volendam
- KPU Tak Bisa Buka Ijazah Capres-Cawapres ke Publik, DPR Pertanyakan: Orang Lamar Kerja Saja Pakai CV
- Harta Kekayaan Wali Kota Prabumulih, Disorot usai Viral Pencopotan Kepala Sekolah
- Anak Wali Kota Prabumulih Bawa Mobil ke Sekolah, Padahal di LHKPN Hanya Ada Truk dan Buldoser
- Prabowo Kirim Surat ke Eks Menteri Termasuk Sri Mulyani, Ini Isinya...
Pilihan
-
Kendal Tornado FC vs Persela Lamongan, Manajemen Jual 3.000 Tiket
-
6 Rekomendasi HP Murah Rp 3 Jutaan dengan Kamera Terbaik September 2025
-
Wakil Erick Thohir Disebut jadi Kandidat Kuat Menteri BUMN
-
Kursi Menteri BUMN Kosong, Siapa Pengganti Erick Thohir?
-
Otak Pembunuhan Kacab Bank, Siapa Ken si Wiraswasta Bertato?
Terkini
-
Bikin Wali Kota Arlan Mendadak Klarifikasi? Gubernur Herman Deru Kirim Utusan ke Prabumulih
-
Stop Takut Warna Nude! 5 Shade Ini Bikin Kulit Sawo Matang Auto 'Mahal'
-
Drama Makin Panas! Setelah Bantahan Aneh, Netizen 'Kuliti' Wali Kota Arlan Beristri Empat
-
Murah & Lembut Cuma Mitos? Ini 5 Bahaya Tersembunyi Bedak Bayi untuk Wajah Orang Dewasa
-
Bukan Minta Maaf Biasa, Ini 4 Fakta Ganjil Klarifikasi Wali Kota Arlan Soal Nasib Kepsek