Scroll untuk membaca artikel
Tasmalinda
Kamis, 19 November 2020 | 08:03 WIB
Ilustrasi properti. (Sumber: inapex.co.id)

SuaraSumsel.id - Realisasi pembangunan rumah di Provinsi Sumatera Selatan (Sumsel) turun 20 hingga 30 persen selama pandemi COVID-19 karena daya beli masyarakat menurun dan perbankan kian selektif memberikan pinjaman.

Ketua Real Estate Indonesia (REI) Sumsel Zewwy Salim mengatakan target pembangunan rumah pada awal 2020 sebanyak 12.500 unit, namun hingga akhir tahun ini diperkirakan pembangunan rumah hanya terealisasi 10.000 unit.

“Dampaknya 310 perusahaan anggota REI Sumsel harus mengkoreksi kembali target,” ujarnya pada Musda REI Sumsel seperti dilansir ANTARA, Kamis (19/11/2020).

Menurut dia, daya beli masyarakat juga diperparah dengan meningkatnya Pemutusan Hubungan Kerja (PHK) sehingga pemberian kredit dari perbankan lebih selektif untuk menghindari gagal bayar.

Baca Juga: Warga Serahkan Enam Siamang, BKSDA Akan Lepas di Suaka Margasatwa Isau-Isau

Para pengembang menyiasati penurunan daya beli tersebut dengan berbagai program, seperti penawaran pembayaran bertahap dan memberikan hadiah bagi pelanggan yang membayar tunai.

Meski turun 30 persen, REI Sumsel berupaya menggenjot lagi pembangunan rumah pada 2021 dengan target mencapai 15.000 unit rumah.

"Dari 15.000 unit rumah itu 85 persen di antaranya diperuntukkan untuk masyarakat berpenghasilan rendah melalui rumah bersubsidi, sisanya untuk rumah komersil," kata dia.

Meski realisasi pembangunan turun, namun tingkat pertambahan pembangunan rumah di Sumsel pada 2020 sudah melebihi target 2.000 unit per tahun.

Ia juga memperkirakan kebutuhan rumah di Sumsel akan meningkat yakni mencapai 500.000 hingga 2021.

Baca Juga: Kabar Baik, Guru Honorer dan Tenaga Pengajar Juga Terima BLT Rp 1,8 Juta

Percepatan pembangunan pada 2021 juga didukung semakin mudahnya akses perizinan dari pemerintah serta asumsi bahwa kondisi pandemi COVID-19 pada 2021 sudah dapat diatasi.

Sumber : Suara.com

Load More