Scroll untuk membaca artikel
Tasmalinda
Kamis, 05 November 2020 | 17:14 WIB
Ilustrasi. Presiden Amerika Serikat Donald Trump. [BBC]

SuaraSumsel.id - Pelaksanaan Pemilihan Presiden Amerikan Serikat yang tengah berlangsung dengan penuh ketegangan berpengaruh pada harga karet Sumatera Selatan.

Setidaknya, dua hari ini harga karet di Sumatera Selatan turun dratis. Hal ini salah satunya dipicu karena memanasnya pemilihan presiden negara adidaya tersebut.

Amerika Serikat juga dikenal sebagai tujuan ekspor komoditas karet Sumatera Selatan.

Namun, Kepala Bidang Pemasaran dan Hasil Pengolahan Dinas Perkebunan Provinsi Sumatera Selatan, Rudi Aprian ada kebijakan yang mengakibatkan ketegangan akan pasar global.

Baca Juga: Dipolisikan Cabup Petahana Ogan Ilir, Wagub Mawardi: Belum Ada Pemanggilan

Salah satunya, rencana kandidat Presiden Amerika Serikat Biden guna membawa negara produsen minyak besar, Iran kembali mengikuti perjanjian nuklir Joint Comprehensive Plan of Action (JCPOA). Hal ini akan berdampak pada pengurangan sanksi terhadap negara Irak yang saat ini telah diberlakukan Presiden Donald Trump.

“Kebijakan berumbas pada kemampuan produksi minyak harian Irak yang membanjiri pasokan global di tengah pengetatan pasokan minyak oleh negara pengekspor. Harga minyak ini mempengaruhi pasar global, termasuk komoditas ekspor Sumatera Selatan,” ungkapnya Kamis (5/11/2020).

Harga minyak mentah yang rendah membuat harga karet sintetis menjadi sangat kompetitif, sehingga mempengaruhi permintaan karet alam.

Pengolahan karet alam jadi pelapis aspal jalan (dok.Kominfo Muba)

“Sentimen negatif ini lah penyebab harga karet di Sumsel menurun dratis hingga Rp1.394 atau menjadi Rp20.057,” terang ia.

Pada hari Kamis (5/11/2020), harga karet dengan kadar 100% sebesar Rp18.180/kg, harga kadar karet 70% dinilai Rp12.726/kg, karet dengan kadar 60% dinilai Rp10.910/kg, sedangkan karet dengan kadar 50% sebesar Rp9.090/kg serta kadar karet 40% senilai Rp7.272/kg.

Baca Juga: Debat Soal Pelajar Ikut Aksi, Ganjar Melarang, Haris : Hormati Hak Anak

Load More