Scroll untuk membaca artikel
Tasmalinda
Rabu, 07 Oktober 2020 | 21:46 WIB
Para penari pertunjukan Rahim Sungai Musi saat menggelar latihan (Kenedy)

SuaraSumsel.id - Situasi pandemi tidak menghalangi pertujukan bagi sebuah karya seni. Pentas seni tari berjudul Rahim Sungai Musi dengan durasi tampil 60 sampai 120 detik akan tampil secara virtual di youtube Srisetra pada 13 Oktober mendatang.

Berikut biografi karya yang disampaikan sang koreografer, Sonia Anisah Utami.

Persoalan apa yang melatarbelakangi karya ini?

Dari pengamatannya saya, ada dua persoalan besar dialami Sungai Musi bersama komunitas manusia yang bermukim di sekitarnya.

Baca Juga: Mau Ikut Aksi Tolak Omnibus Law? Begini Video Anak Unsri Jika Mau Aksi

Pertama,  saat ini kondisi fisik Sungai Musi cukup memprihatinkan. Selain pendakalan, abrasi, airnya juga mulai dipenuhi limbah.

Baik limbah dari aktifitas perkebunan dan pertambangan di wilayah hulunya, juga industri seperti pabrik pengolahan karet, pupuk, perkapalan, serta sampah perkotaan dan rumah tangga. 

Kedua, akibat perubahan lanskap Sungai Musi tersebut berdampak pula pada perilaku budaya masyarakatnya.

Komunikasi antar kelompok masyarakat antar etnis mulai menurun. Berbagai tradisi, seperti kesenian komunal mulai ditinggalkan.

Bagaimana karya Anda merespon kondisi tersebut?

Baca Juga: Kronologi Nelayan Tewas Diterkam Buaya hingga Jasad Tak Utuh di Banyuasin

Dari problem tersebut, saya menyikapinya melalui karya tari yang berpijak pada dasar ekologi dan budaya. 

Load More