Scroll untuk membaca artikel
Pebriansyah Ariefana
Selasa, 04 Agustus 2020 | 13:03 WIB
Sekumpulan mahasiswa Sekolah Tinggi Manajemen Informatika dan Komputer Global Informatika Multi Data Palembang (STMIK GI MDP) menciptakan games berbasis edukasi virus corona atau Covid-19. Games itu dinamai Pandemic Warz. (Suara.com/Rio)
Sekumpulan mahasiswa Sekolah Tinggi Manajemen Informatika dan Komputer Global Informatika Multi Data Palembang (STMIK GI MDP) menciptakan games berbasis edukasi virus corona atau Covid-19. Games itu dinamai Pandemic Warz. (Suara.com/Rio)

Dirinya menjelaskan, jika tahu Nitendo itu lebih ke Story Telling. Contohnya pada level pertama pesawat sebagai obat harus menyerang virus cacar.

“Kan dulu pernah pandemi cacar. Jadi, saat berada di level 10 dan virus corona terakhir kita buat level yang tidak terbatas (infinity) untuk mengumpulkan poin,” ucap dia.

Masih kata dia, permainan Pandemic Warz ini dibuat oleh lima orang dalam satu tim. Semuanya merupakan mahasiswa aktif di kampus MDP.

“Sedangkan untuk Teuku Kevin itu mahasiswa semester delapan sebagai ketua penyempurnaan aplikasi games itu. Tapi, kalau anggota aktif MGI ada 15 orang dan mereka berkontribusi dalam pembuatan itu (Games Pandemic Warz) karena ada tugas masing-masing sebagai game desaigner, game programmer, dan game composer,” jelasnya.

Selama pengerjaan games tersebut, lanjut dia, tim sempat mengalami beberapa kesulitan.

Mulai dari inovasi tingkat leveling, penyesuaian coding menggunakan logaritma yang memakan waktu, dan penyertaan hak cipta terhadap karakter permainan.

“Bukan itu saja, itu desain gambar ataupun tampilan pun tidak boleh mengandung unsur plagiarisme,” tambah dia.

Ke depan, pihaknya menargetkan ada adsense dari games Pandemic Warz yang akan dilucurkan di aplikasi Play Store tersebut. Karena itu, kini dalam tahap proses Google review.

“Kita sebelumnya pernah bikin games project Biduk Lancar yang kerja sama dengan Balitbang. Sejauh ini ada empat games yang sudah dibuat dan itu basic PC semua. Namun, games untuk mobile baru satu ini,” tutur dia.

Kontributor : Rio Adi Pratama

Load More