-
Investor pemula sering rugi karena mengambil keputusan tanpa analisis yang matang.
-
Aplikasi saham yang praktis membuat pengguna mudah terjebak transaksi berlebihan.
-
Kurangnya edukasi investasi menyebabkan kesalahan berulang dalam mengelola saham.
SuaraSumsel.id - Kemudahan membuka rekening saham lewat aplikasi membuat semakin banyak masyarakat tertarik menjadi investor. Dengan modal kecil dan proses serba digital, investasi saham kini terasa lebih dekat dan ramah bagi pemula.
Namun, di balik kemudahan itu, banyak investor baru justru mengalami kerugian berulang karena melakukan kesalahan mendasar.
Sejumlah pengamat pasar menilai kerugian investor pemula bukan semata akibat fluktuasi harga saham, melainkan karena kurangnya pemahaman dan pengendalian emosi saat bertransaksi. Aplikasi saham yang dirancang praktis sering kali mendorong pengguna melakukan transaksi berlebihan tanpa strategi yang jelas.
Berikut lima kesalahan fatal investor pemula di aplikasi saham yang paling sering membuat portofolio terus merugi.
Baca Juga:5 Cara AI Finansial untuk Membantu Keputusan Investasi Lebih Cerdas bagi Investor Pemula
1. Ikut-ikutan Saham Viral Tanpa Analisis
Banyak investor pemula membeli saham hanya karena ramai dibicarakan di media sosial atau grup diskusi. Tanpa memahami kinerja perusahaan dan valuasi, keputusan ini sangat berisiko dan sering berakhir dengan kerugian ketika harga berbalik turun.
2. Terlalu Sering Jual-Beli karena Takut Ketinggalan
Fitur jual-beli instan membuat investor pemula mudah tergoda melakukan transaksi berulang. Setiap pergerakan harga kecil dianggap peluang, padahal biaya transaksi dan keputusan emosional justru menggerus keuntungan.
3. Tidak Menetapkan Batas Rugi dan Target Untung
Kesalahan klasik lainnya adalah tidak memiliki rencana keluar. Investor pemula sering menahan saham yang terus turun dengan harapan harga akan kembali naik, atau menjual terlalu cepat saham yang sebenarnya masih berpotensi tumbuh.
4. Menggunakan Dana Kebutuhan Sehari-hari
Sebagian investor menggunakan uang belanja atau dana darurat untuk membeli saham. Ketika pasar bergejolak, tekanan psikologis meningkat dan keputusan menjadi tidak rasional karena uang tersebut sebenarnya dibutuhkan dalam waktu dekat.
5. Mengabaikan Edukasi dan Data Fundamental
Banyak aplikasi saham menyediakan laporan keuangan dan analisis dasar, tetapi jarang dimanfaatkan. Investor pemula cenderung fokus pada grafik harga tanpa memahami kondisi bisnis perusahaan yang sahamnya dibeli.
Baca Juga:Saat Gaji Istri Kalahkan Suami: 5 Aturan Main Biar Dompet Aman, Hati Tenang
Investasi saham seharusnya menjadi sarana membangun keuangan jangka panjang, bukan sumber stres dan kerugian berulang.
Dengan memahami kesalahan-kesalahan ini dan membekali diri dengan edukasi yang cukup, investor pemula memiliki peluang lebih besar untuk bertahan dan berkembang di pasar modal.