-
Rumah Limas menjadi ikon budaya Palembang yang diabadikan dalam uang Rp10 ribu.
-
Bangunan ini melambangkan filosofi hidup dan struktur sosial masyarakat Palembang.
-
Pemerintah dan pegiat budaya berupaya melestarikan Rumah Limas agar tidak punah.
SuaraSumsel.id - Tak banyak yang tahu, gambar Rumah Limas di uang Rp10 ribu bukan sekadar ilustrasi bangunan indah, melainkan lambang dari kemegahan budaya dan filosofi kehidupan masyarakat Palembang. Rumah tradisional khas Sumatera Selatan ini menjadi saksi bisu kejayaan masa Kesultanan Palembang sekaligus simbol nilai-nilai sosial yang dijunjung tinggi oleh wong kito galo.
Dibangun dari kayu ulin dan tembesu, Rumah Limas memiliki bentuk panggung dengan struktur bertingkat yang disebut bengkilas.
Tiap tingkatnya bukan sekadar dekorasi, melainkan mencerminkan lapisan sosial masyarakat, mulai dari tamu biasa hingga bangsawan. Semakin tinggi lantainya, semakin tinggi pula kedudukan penghuninya dalam adat Palembang.
Uniknya, Rumah Limas tak hanya berfungsi sebagai tempat tinggal, tapi juga mengandung nilai filosofis yang mendalam. Tiang-tiangnya yang kokoh menggambarkan kekuatan keluarga, sementara atap limas yang bertingkat mencerminkan kerendahan hati dan kearifan dalam memimpin.
Baca Juga:Budget 500 Ribu Cukup? Ini Itinerary Liburan Hemat 3 Hari di Palembang yang Tetap Seru
Dalam setiap ruangnya, terdapat makna tersendiri — misalnya ruang pangkeng sebagai tempat menerima tamu dan ruang anjungan yang biasa digunakan untuk upacara adat seperti pernikahan. Semuanya dirancang dengan tata ruang yang menunjukkan harmoni antara manusia, alam, dan Tuhan.
Dari Palembang ke Uang Rp10 Ribu
Ketika Bank Indonesia memilih Rumah Limas sebagai ikon dalam uang pecahan Rp10 ribu, itu bukan tanpa alasan. Rumah ini dianggap melambangkan kemegahan budaya lokal yang berakar kuat pada tradisi namun tetap relevan dengan semangat modernitas Indonesia.
Kini, masyarakat dari Sabang hingga Merauke bisa mengenal keindahan arsitektur khas Sumatera Selatan hanya dengan melihat selembar uang. Rumah Limas seakan menjadi duta budaya Palembang, memperkenalkan nilai luhur Sumsel ke seluruh penjuru negeri.
Sayangnya, jumlah Rumah Limas asli kian berkurang. Banyak yang sudah lapuk dimakan usia atau tergantikan oleh rumah beton modern. Pemerintah daerah dan pegiat budaya kini berupaya melestarikan bangunan bersejarah ini melalui museum, program edukasi, dan wisata budaya.
Baca Juga:Detik-Detik Kematian Misterius Siswa SMPN 26 Palembang, Polisi Ungkap Pemicunya
Salah satu yang masih terawat dengan baik adalah Rumah Limas di Museum Balaputera Dewa Palembang, yang menjadi destinasi wajib bagi wisatawan yang ingin melihat langsung keanggunan arsitektur khas Melayu-Palembang ini.
Lebih dari sekadar rumah, Rumah Limas adalah cerminan jati diri masyarakat Palembang — anggun, penuh makna, dan menjunjung nilai gotong royong. Dari setiap ukiran, anak tangga, hingga atapnya yang menjulang, tersimpan kisah tentang kebijaksanaan nenek moyang yang kini abadi dalam selembar uang Rp10 ribu.