-
Sembilan anggota TNI Brigif 8/Garuda Cakti diduga mengeroyok Kepala Desa Cahaya Bumi, Komarudin.
-
Kodam II Sriwijaya telah meminta maaf dan menegaskan para oknum akan diproses hukum militer.
-
Kasus ini memicu kemarahan publik karena korban hanya bermaksud menolong warganya.
SuaraSumsel.id - Kasus pengeroyokan terhadap Kepala Desa Cahaya Bumi, Komarudin, oleh 9 anggota TNI Brigif 8/Garuda Cakti, menyisakan banyak tanda tanya. Mengapa seorang kepala desa yang datang menolong warga justru diserang?
Berikut deretan fakta-fakta terbaru yang berhasil dihimpun dari berbagai sumber terkait peristiwa yang mengguncang Kabupaten OKI ini.
1. Bermula dari Niat Baik Sang Kades
Komarudin bukan datang untuk mencari masalah. Ia mendengar kabar bahwa salah satu warganya diamankan oleh pihak keamanan perusahaan sawit PT Buluh Cawang Plantation.
Baca Juga:Niat Menolong Warga, Kades Cahaya Bumi OKI Malah Dikeroyok 9 Anggota TNI Brigif 8
Dengan tanggung jawab sebagai kepala desa, Komarudin mendatangi lokasi untuk menanyakan kebenaran informasi dan memastikan warga tersebut diperlakukan secara manusiawi.
“Saya cuma mau menolong warga saya. Tidak ada niat menantang siapa pun,” ujar Komarudin usai menjalani perawatan di RSUD Kayuagung.
Namun, niat baik itu justru berujung petaka.
2. Diserang Sembilan Anggota TNI
Setibanya di lokasi, Komarudin memperkenalkan diri kepada beberapa orang berseragam loreng. Tanpa banyak bicara, sembilan oknum TNI yang bertugas di Brigif 8/Garuda Cakti langsung menyerangnya.
Baca Juga:Anggota TNI Diamankan Saat Kerusuhan Pecah di Palembang Dini Hari, Benarkah?
Ia dipukul dan ditendang berulang kali hingga jatuh. Zaenal Abidin, kakaknya yang ikut mendampingi, berusaha menolong namun malah ikut diseret dan dipukuli.
“Saya sempat bilang, dia kepala desa, jangan dipukul. Tapi mereka malah semakin brutal,” kata salah satu saksi di lokasi.
3. Perusahaan Sawit Jadi Lokasi Kejadian
Insiden ini terjadi di area perkebunan sawit milik PT Buluh Cawang Plantation di Kecamatan Lempuing, OKI.
Perusahaan ini sebelumnya juga kerap dikaitkan dengan konflik lahan antara masyarakat dan pihak perusahaan. Warga menilai kehadiran aparat bersenjata di kawasan sipil seringkali membuat suasana semakin tegang.
“Kami jadi takut bicara di kebun. Kadang ada yang jaga pakai seragam,” ujar salah seorang warga.
4. Korban Alami Luka Serius dan Trauma
Akibat pengeroyokan tersebut, Komarudin mengalami luka memar di wajah, kepala, dan bagian tubuh lainnya.