SuaraSumsel.id - Kota Palembang, Sumatera Selatan (Sumsel) kembali disorot publik.
Bukan karena kemegahan Jembatan Ampera atau kelezatan pempek, melainkan karena masalah yang itu-itu lagi yakni parkir liar yang berujung pungli.
Kali ini, insiden tersebut menimpa Om Motomobi, seorang Youtuber otomotif ternama dengan jutaan pengikut, saat tengah menikmati suasana di kawasan wisata Benteng Kuto Besak (BKB).
Dalam sebuah video singkat yang viral di media sosial, Om Motomobi terlihat dihampiri seorang pria yang mengaku sebagai juru parkir.
Baca Juga:Skandal Dana Rp38 Miliar? Dua Petinggi Bina Darma Palembang Resmi Ditahan
Padahal, saat itu sang Youtuber telah menunjukkan bukti karcis pembayaran resmi. Namun, pria tersebut tetap meminta "seikhlasnya" dengan dalih membeli kopi.
“Sudah bayar, Bang. Ini karcisnya,” kata Om Motomobi dalam video, sambil memperlihatkan kertas karcis parkir.
Namun pria tersebut bersikeras dan tetap berharap diberi uang tambahan.
Momen ini sontak menuai kemarahan publik.
Banyak netizen mengecam tindakan tersebut dan menyayangkan lemahnya pengawasan di kawasan wisata populer seperti BKB.
Baca Juga:Tips Hadapi Listrik Padam 5 Jam di Sumsel Akhir Pekan Ini, Nomor 4 Jarang Diketahui
“Inikah wajah kota Palembang kita?”, komentar salah satu warganet.
Lainnya menulis, “Ini bukan soal uang kopi, tapi soal mentalitas pungli yang dibiarkan hidup.” sambungnya.
Pemerintah pun tidak menampik bahwa BKB memang kerap menjadi lokasi parkir liar dan aksi pemalakan.
Pemerintah mengungkapkan sudah melaksanakan tugasnya guna mengawasi.
Namun bila ada temuan pelanggaran, Dishub akan melaporkan ke pengelola resmi.
Namun, dalam praktiknya, penindakan langsung terhadap oknum sulit dilakukan karena tidak semua titik terawasi penuh setiap hari.
Insiden ini bukan yang pertama.
Sejumlah wisatawan lokal dan luar daerah juga pernah mengeluhkan praktik serupa di beberapa titik wisata Palembang seperti Jakabaring Sport City dan sekitar Masjid Agung.
Pihak pengelola parkir sendiri, belum memberikan tanggapan mengenai hal ini.
Publik pun kini menantikan tindakan konkret dari Pemerintah Kota Palembang agar kejadian serupa tak terus berulang.
Sebagai kota dengan potensi wisata sejarah dan kuliner yang luar biasa, Palembang seharusnya bisa lebih baik.
Namun jika praktik pemalakan berkedok parkir tetap dibiarkan, bukan tidak mungkin kepercayaan wisatawan perlahan luntur.