SuaraSumsel.id - Di tengah gemuruh tren fesyen global, ada dua nama yang terus merajai perbincangan para sneakerhead dan pecinta gaya di tahun 2025: New Balance dan Salomon.
Bukan sekadar alas kaki biasa, kedua merek ini telah menjelma menjadi pernyataan gaya yang kuat, membentuk segmen pasar yang berbeda namun sama-sama diminati.
Jika Anda berpikir kedua merek ini serupa karena sama-sama sepatu, bersiaplah untuk menemukan perbedaannya yang fundamental dan mengapa masing-masing memiliki daya tarik uniknya sendiri di panggung mode terkini.
Berikut 5 alasan kenapa New Balance dan Salomon jadi sepatu paling hype di 2025:
Baca Juga:Terbaru 2025! 34 SPKLU di Sumsel Siap Dukung Perjalanan Mobil Listrik Tanpa Cemas
Di Palembang, sebagai salah satu kota metropolitan yang mengikuti denyut nadi tren, kita bisa melihat bagaimana kedua sepatu ini mulai membanjiri jalanan, baik itu di pusat perbelanjaan seperti Palembang Indah Mall atau di sudut-sudut kafe kekinian di kawasan Demang Lebar Daun.
Namun, bagaimana cara memilih yang tepat untuk gaya Anda? Mari kita selami lebih dalam DNA desain, filosofi, dan audiens yang diincar oleh New Balance dan Salomon.
1. New Balance: Sang Raja Retro yang Tak Pernah Mati Gaya

New Balance telah membuktikan bahwa klasik itu abadi.
Di tahun 2025, merek asal Boston ini semakin mengukuhkan posisinya sebagai kiblat sneaker yang memadukan warisan kaya dengan sentuhan modern yang tak lekang oleh waktu.
Baca Juga:Menteri Bahlil Teken Aturan Baru, 12 Ribu Sumur Minyak Rakyat di Sumsel Bakal Legal?
Hype seputar New Balance bukan sekadar euforia sesaat; ini adalah apresiasi terhadap desain yang tak lekang waktu, kenyamanan superior, dan kualitas material yang konsisten.
Filosofi Desain: New Balance selalu berpegang teguh pada prinsip "form follows function," namun dengan penekanan kuat pada estetika yang dapat diterima secara luas.
Desain mereka cenderung lebih "lembut" dan organik, menghindari kesan terlalu futuristik atau agresif.
Inilah yang membuat siluet-siluet mereka terasa akrab dan mudah dipadukan.
Di tahun 2025, kita melihat New Balance merayakan kembali model-model arsipnya dengan sedikit penyesuaian yang relevan, menjadikan mereka pilihan favorit bagi mereka yang mencari gaya effortless cool.
Estetika & Gaya:
"Dad Shoe" Elegance: Ini adalah inti dari daya tarik New Balance. Siluet yang sedikit bulky, midsole yang nyaman, dan upper yang seringkali memadukan suede, mesh, dan kulit premium, memberikan kesan "sepatu bapak-bapak" yang kini menjadi simbol gaya yang cerdas dan berkelas.
Bayangkan perpaduan New Balance 990 Series dengan celana tailored longgar atau New Balance 550 dengan jeans straight-leg favorit Anda.
Versatilitas Palet Warna: New Balance jagonya dalam memadukan warna.
Dari kombinasi abu-abu klasik yang ikonik, biru navy yang dalam, hingga kolaborasi dengan sentuhan warna-warna earthy tone atau pastel yang kalem, mereka menawarkan sepatu yang bisa beradaptasi dengan berbagai suasana hati dan acara.
Kenyamanan Prioritas: Di luar penampilan, kenyamanan adalah alasan utama mengapa banyak orang setia pada New Balance.
Teknologi seperti ENCAP, ABZORB, dan Fresh Foam memastikan bahwa setiap langkah terasa empuk dan didukung dengan baik, menjadikannya pilihan ideal untuk pemakaian sehari-hari yang panjang, berjalan santai di pinggir Sungai Musi, atau bahkan traveling.
Hype di 2025: Kolaborasi strategis dengan desainer atau butik ternama (seperti Aimé Leon Dore, Joe Freshgoods, atau Kith) terus menjadi pemicu utama "hype" New Balance.

Model-model yang dirilis ulang atau edisi terbatas selalu menjadi incaran, menunjukkan bahwa keinginan akan sneaker dengan sejarah dan cerita itu sangat kuat.
Cocok Untuk: Pecinta gaya vintage, normcore, sporty-casual yang elevated, mereka yang mengutamakan kenyamanan tanpa mengorbankan gaya, dan individu yang menghargai kualitas premium dan desain abadi.
2. Salomon: Revolusi Gorpcore dengan Sentuhan Avant-Garde
Berlawanan dengan New Balance yang mengakar pada warisan, Salomon, merek asal Prancis yang lahir dari pegunungan Alpen, telah mengukir namanya di dunia fesyen dengan pendekatan yang jauh lebih agresif dan berorientasi pada fungsionalitas.
Di tahun 2025, Salomon bukan lagi hanya sepatu untuk hiking atau trail running; mereka adalah simbol gerakan gorpcore dan techwear yang telah mendominasi tren.
Filosofi Desain: Salomon menganut filosofi "desain yang lahir dari kebutuhan." Setiap detail pada sepatu mereka—dari outsole agresif hingga sistem tali quicklace—memiliki tujuan fungsional.
Namun, di tangan para stylist dan influencer, fungsionalitas ekstrem ini telah diinterpretasikan ulang menjadi estetika yang edgy dan menarik, menjadikannya pilihan bagi mereka yang ingin tampil menonjol.
Estetika & Gaya:

Estetika Utilitarian-Chic: Desain Salomon ditandai oleh siluet yang ramping, detail teknis yang kompleks, dan penggunaan material sintetis yang tahan cuaca.
Tampilan "siap untuk petualangan" ini kini menjadi daya tarik utama. Sol yang tebal dengan lug dalam (seperti pada seri Speedcross atau XT-6) menjadi ciri khas yang membedakannya dari sneaker kebanyakan.
Palet Warna Berani & Kontras: Meskipun sering menggunakan warna dasar seperti hitam, abu-abu, atau khaki, Salomon tidak ragu untuk menambahkan aksen warna neon yang mencolok—oranye terang, hijau limau, atau biru elektrik—memberikan pop visual yang modern dan dinamis.
Fungsionalitas sebagai Fashion Statement: Fitur-fitur seperti quicklace system yang memungkinkan pengikatan cepat, membran Gore-Tex untuk anti-air, atau teknologi Chassis untuk stabilitas, tidak hanya berfungsi tetapi juga menjadi elemen desain yang menarik perhatian.
3. Mengenakan Salomon berarti Anda tidak hanya fashionable, tetapi juga ready for anything (setidaknya secara visual).
Hype di 2025: Popularitas Salomon meroket berkat adopsi oleh selebriti, desainer avant-garde, dan komodifikasi tren gorpcore yang memadukan pakaian outdoor dengan streetwear mewah.
Kolaborasi dengan merek-merek seperti Palace, Comme des Garçons, atau 11 by Boris Bidjan Saberi telah mengikis batasan antara dunia outdoor dan high fashion, menjadikan Salomon sepatu yang wajib dimiliki bagi mereka yang ingin tampil edgy dan ahead of the curve.

Cocok Untuk: Pengikut gaya gorpcore, techwear, avant-garde streetwear, mereka yang berani tampil berbeda, dan individu yang menghargai fungsionalitas ekstrem sebagai bagian dari estetika.
4. Memilih yang Tepat untuk Gaya Anda di 2025: New Balance atau Salomon
Perdebatan "New Balance vs. Salomon" pada dasarnya adalah perdebatan antara dua filosofi gaya yang berbeda. Keduanya sukses mendefinisikan "hype" di tahun 2025, tetapi dengan cara mereka sendiri.
Pilih New Balance jika: Anda menginginkan sneaker yang akan menjadi investasi jangka panjang dalam lemari pakaian Anda.
Anda menghargai desain yang abadi, kenyamanan yang luar biasa, dan kemampuan untuk memadukan sepatu Anda dengan berbagai outfit, dari yang paling santai hingga semi-formal.
Anda ingin tampilan yang polished namun tetap santai, dengan sentuhan old-school cool.

Pilih Salomon jika: Anda siap untuk berpetualang dengan gaya Anda. Anda tertarik pada estetika yang lebih berani, futuristik, dan terinspirasi dari fungsionalitas ekstrem.
Anda ingin sepatu yang akan menjadi pusat perhatian, cocok dengan outfit yang lebih struktural, utilitarian, atau bahkan provokatif. Anda adalah seorang trendsetter yang tidak takut tampil beda.
5. Pada akhirnya, tidak ada yang lebih baik dari yang lain.
Pilihan sepenuhnya ada di tangan Anda, tergantung pada bagaimana Anda ingin mengekspresikan diri melalui gaya Anda.
Mungkin saja, seperti banyak pecinta sneaker di Palembang dan di seluruh dunia, Anda menemukan bahwa ada ruang untuk kedua merek ikonik ini di koleksi Anda, siap untuk dikenakan sesuai suasana hati dan petualangan yang menanti.
Selamat memilih!