SuaraSumsel.id - Suasana pagi yang sejuk di Kota Palembang mendadak berubah tegang ketika Wali Kota Palembang, Ratu Dewa, melakukan inspeksi mendadak (sidak) ke Kantor Dinas Perhubungan (Dishub).
Sidak tersebut dilakukan secara spontan saat Ratu Dewa tengah melakukan jalan santai dari Rumah Dinas Wali Kota menuju kantor Dishub, didampingi para camat, sekcam, dan lurah.
Namun, niat baik untuk memulai hari dengan kegiatan sehat berubah menjadi momen teguran keras ketika sang wali kota mendapati kondisi halaman kantor Dishub yang sangat memprihatinkan.
Tumpukan sampah, ranting, hingga akar pohon besar tampak berserakan di sekitar area kantor, menggambarkan ketidakpedulian terhadap kebersihan lingkungan kerja.
Baca Juga:Live Streaming di Jembatan Ampera Dibubarkan: Konten Kreator Dilarang Siaran Langsung
Dengan nada tegas, Ratu Dewa langsung menegur Kepala Dinas Perhubungan.
“Pak Kadishub, pertanyaan pertama, siapa yang buang sampah ini? Staf kamu bukan?” ujarnya sembari menunjuk tumpukan sampah yang terlihat jelas dari pintu gerbang.
Menanggapi pertanyaan itu, Kepala Dishub berusaha menjelaskan bahwa pihaknya telah meminta bantuan Dinas Lingkungan Hidup (DLH) untuk membersihkan area tersebut.
Namun, jawaban itu justru memicu kemarahan Wali Kota.
“Bukan DLH, ini kantor kamu, kewajiban kamu. Sore ini bersih,” tegas Ratu Dewa, memotong penjelasan dengan nada kecewa.
Baca Juga:Terminal Batu Bara Keramasan Beroperasi 2027, Truk-Truk Dialihkan ke Jalur Khusus
Sidak ini bukan sekadar teguran terhadap Dishub, tapi juga menjadi peringatan serius bagi seluruh organisasi perangkat daerah (OPD) di lingkungan Pemkot Palembang.
Ratu Dewa menegaskan bahwa kebersihan lingkungan kantor bukanlah semata-mata tanggung jawab petugas kebersihan atau instansi lain seperti Dinas Lingkungan Hidup, melainkan cerminan langsung dari kesadaran dan rasa tanggung jawab setiap aparatur sipil negara yang bekerja di dalamnya.
Menurutnya, kantor pemerintahan adalah etalase pelayanan publik yang seharusnya menunjukkan wajah yang bersih, tertib, dan profesional.
Jika lingkungan kerja sendiri saja tidak terurus, bagaimana masyarakat bisa percaya terhadap kualitas pelayanan yang diberikan?
Ia pun mengingatkan bahwa budaya saling lempar tanggung jawab hanya akan memperburuk citra birokrasi dan memperlambat penyelesaian masalah.
"Kita ingin Palembang bersih, teratur, dan nyaman. Dimulai dari kantor pemerintah dulu yang harus memberi contoh," ujarnya saat meninggalkan lokasi sidak.
Langkah Wali Kota ini menuai beragam tanggapan dari masyarakat.
Banyak yang mendukung tindakan tegas tersebut sebagai bentuk kepemimpinan yang tidak hanya hadir di balik meja, tetapi juga turun langsung melihat kondisi di lapangan.
Unggahan yang menampilkan aksi sidak mendadak wali kota Ratu Dewa menuai beragam reaksi dari netizen.
Komentar-komentar pun bermunculan dengan gaya khas warganet Palembang yang blak-blakan namun tetap mengundang tawa.
“Mantap pa raru dewa... semangat pak sidakkk le lah galo ,” tulis salah satu netizen, menyemangati dengan penuh semangat. Namun, tak sedikit juga yang melontarkan kritik dengan gaya sarkas nan lucu.
“Kantor dewek. Nyuruh DLH bersihke nyo wkwkwk” ujar akun lain, menyoroti ironi ketika kantor sendiri justru menyalahkan Dinas Lingkungan Hidup.
Komentar lainnya menambah warna, seperti “Ngapo dikit 'nak nyuruh DLHK, ngapo dk buang sampah pada tempatnya” yang menyentil soal tanggung jawab pribadi.
Ada pula yang menyindir gaya kerja seperti “Cak umang-umang galo. NK di hawoi dulu baru begerak,” menyamakan respons lambat dengan hewan yang baru keluar tempurung.
Warganet juga menyoroti masalah lain seperti fasilitas umum, “Lampu jalan mati galo pak kadishub,” yang disukai hingga puluhan kali.
Komentar-komentar ini menunjukkan bahwa publik tak hanya jadi penonton, tapi juga kritikus aktif yang mewarnai ruang digital dengan sindiran cerdas dan suara keprihatinan mereka.