Mereka yang mengidap gagap hitung adalah "mayoritas diam". Ikatan Alumni ITB dan Dinas Perpustakaan Sumatera Selatan berusaha turut menyuarakan keresahan mereka dan gurunya. Selain itu, sambil menawarkan solusi terobosan berupa adopsi sistem ToSM (Test of Second Mathematics) yang merupakan buah karya alumni Teknik Industri ITB, Ahmad Thoha Faz.
Dalam sistem ToSM, guru SD kelas tinggi maupun SMP dan SMA tetap berfokus menjalankan kurikulum. Masalah hitung dasar cukup diberi waktu 10-15 menit per hari di sekolah sebagai "sarapan pagi" di jam ke-0 baik menggunakan lembar kerja maupun aplikasi ToSM.
Selanjutnya saat di rumah, mereka dapat bermain ToSM kapan saja. Oleh karena itu, kolaborasi sekolah (guru) dan rumah (orangtua) merupakan prasyarat penting dalam adopsi sistem ToSM.
Hal ini merupakan beberapa poin penting materi pelatihan ToSM, dengan pemateri langsung sang penemu ToSM Matematika Detik, bertempat di Dinas Perpustakaan Provinsi Sumatera Selatan.
Baca Juga:Heboh Tahanan Kabur atau Hanya Besuk Keluarga, Polisi Berbeda Pendapat
Setelah itu, pada hari kedua, para peserta diajak terjun melakukan asesmen hitung dasar intuitif dengan ToSM bagi siswa SMA Negeri 3 Banyuasin 1 dan siswa dari sekolah lain di wilayah Banyuasin 1: SDN 10, SDN 19 dan SMPN 4.
"Gerakan Sumatera Selatan Berantas Gagap Hitung dengan ToSM menjawab kebutuhan kami selama ini. Oleh karena itu, kami berharap kegiatan ini terus berlanjut hingga gagap hitung teratasi dan numerasi mengalami peningkatan," kata Yusriati, M.Pd Kepala SMA Negeri 3 Banyuasin 1 selaku tuan rumah kegiatan hari kedua.