Waspada! Takjil di Pasar Bedug Ini Ditemukan Mengandung Formalin dan Pewarna Tekstil

BBPOM juga memastikan keamanan bahan pangan dengan memeriksa 43 sarana distribusi pangan. Diantaranya ada 10 distributor pangan di Palembang, Ogan Ilir dan OKU.

Tasmalinda
Rabu, 03 April 2024 | 19:46 WIB
Waspada! Takjil di Pasar Bedug Ini Ditemukan Mengandung Formalin dan Pewarna Tekstil
Ilustrasi es cendol. Sederet makanan di pasar bedug ini mengandung formalin dan pewarna tekstil [Unsplash/Aiman Baser]

SuaraSumsel.id - Balai Besar Pengawas Obat dan Makanan (BBPOM) Palembang masih menemukan makanan yang dijual di pasar bedug mengandung formalin sekaligus pewarna tekstil (rhodamin B).

Berikut sejumlah makanan yang mengandung formalin dan pewarna formalin yang ditemukan dijual di pasar bedug di Sumatera Selatan (Sumsel).

Plt Kepala BBPOM Palembang Teddy Wirawan mengatakan pihaknya telah memeriksa 279 takjil yang dijual di pasar bedug di kota Palembang, Banyuasin, OKU, OKUT, OKI, Pali, Prabumulih, Muara Enim dan Ogan Ilir.

Periksaan dilakukan sejak sebelum Ramadan, yakni tanggal 3 Maret sampai dengan 18 April dengan melakukan identifikasi dan distribusi ritel, pasar beduk dan pasar tradisional.

Baca Juga:Jadwal Buka Puasa Kota Palembang dan Sekitarnya Rabu 3 April 2024

Terdapat lima sampel yang menjadi perhatian karena mengandung bahan berbahaya, yakni rujak mie, cendol, dan kue sengkulan yang mengadung pewarna tekstil.

"Rujak mie mengandung formalin, cendol warna pink dan kue Sengkulun mengandung Rhodamin B  atau dikenal dengan pewarna tekstil,” katanya.

Selain di pasar bedug, formalin dan pewarna tekstil juga ditemukan di pasar tradisional di Kota Palembang, Kabupaten OKU dan OKU Timur.

“Kami temukan 2 sampel tahu putih positif formalin, dan terasi (asal Sungsang) mengandung pewarna tekstil (Rhodamin B),” jelasnya.

Melansir sumselupdate.com-jaringan Suara.com, BBPOM juga memastikan keamanan bahan pangan dengan memeriksa 43 sarana distribusi pangan. Diantaranya ada 10 distributor pangan di Palembang, Ogan Ilir dan OKU.

Baca Juga:Hutama Karya Beri Diskon 20 Persen Tol Trans Sumatera, Simak Syaratnya

Selain itu pemeriksaan di 21 supermarket, diantaranya ada 1 supermarket yang menjual pangan telah habis masa izin berlaku usaha dan pangan rusak kemasan.

“Dengan total keekonomian dari bahan pangan yang habis masa izin edar ada 6 item dan 86 pcs Rp1.492.000, rusak kemasan ada 2 item dan 2 pcs Rp25.640,” katanya.

Menurutnya, dibandingkan tahun lalu 2024 ini jauh berkurang penggunaan formalin pada tahu dan rujak mie. Para pelaku usaha sudah menggunakan mie kering.

“Dari nilai keekonomian pun turun, tahun lalu sampai Rp4,3 juta. Untuk terasi yang mengandung pewarna tekstil kami akan segera melakukan verifikasi kembali ke OKI dan Sungsang,” katanya

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

News

Terkini