4 Pendekar Tewas Saat Carok Massal, Polisi: Pemicu Hal Sepele

Kedua pelaku telah diamankan. Mereka diperiksa secara intensif dan dijaga ketat.

Tasmalinda
Minggu, 14 Januari 2024 | 14:44 WIB
4 Pendekar Tewas Saat Carok Massal, Polisi: Pemicu Hal Sepele
ilustrasi jenazah. 4 Pendekar Tewas Saat Carok Massal, Polisi: Pemicu Hal Sepele

SuaraSumsel.id - Polres Bangkalan, Jawa Timur, Sabtu (13/1/2024) kemarin mengamankan dua pelaku carok massal. Polisi juga telah mengamankan barang bukti celurit yang digunakan kedua pelaku, termasuk celurit milik para korban.

Keduanya dijerat Pasal 338 KUHP tentang pembunuhan dengan ancaman paling lama 15 tahun penjara. 

Menurut keterangan warga, empat korban yang tewas dalam carok massal ini bukanlah warga biasa. Dalam lingkungan sosial Madura, mereka dikenal dengan sebutan blater atau pendekar.

“Empat korban itu pendekar semua. Orang kuat, memang ditakuti. Semua warga kenal. Masih bersaudara dari Desa Larangan,” kata salah seorang warga yang berkerumun di tempat kejadian perkara (TKP) carok massal.

Melansir sumselupdate.com-jaringan Suara.com, Kapolres Bangkalan Febri Isman Jaya mengungkapkan motif carok massal yang terjadi di Desa Bumi Anyar, Kecamatan Tanjungbumi, Bangkalan, Jawa Timur, pada Jumat (12/1/2024) malam kemarin, dipicu hal sepele.

“Carok ini terjadi antara dua pelaku dan empat korban. Saat kejadian, kedua pelaku tersinggung dengan sorot lampu dan suara motor korban. Waktu itu pelaku sedang berdiri di pinggir jalan, dan pelaku melintas. Ditegurlah para korban ini,” terang Kapolres Bangkalan Febri Isman Jaya, Sabtu (13/1/2024).

Korban yang ditegur merasa tidak terima dan sempat dipukul oleh korban hingga kemudian pelaku pulang mengambil celurit.

Kedua pelaku telah diamankan. Mereka diperiksa secara intensif dan dijaga ketat.

Pada Sabtu (13/1/2024), keempat korban carok massal telah dimakamkan. Budayawan Madura Ibnu Hajar mengingatkan agar pecahnya bentrok berdarah ini tidak memprovokasi pihak keluarga dan warga yang lain.

“Apa yang mau dibanggakan dari carok? Di era sekarang ini, carok itu sudah tidak laku lagi. Ini harusnya yang harus dipahamkan oleh para tokoh di Madura,” terang Ibnu Hajar kepada Beritasatu.com, Sabtu (13/1/2024).

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

News

Terkini