SuaraSumsel.id - Ekspresi calon wakil Presiden (cawapres) Gibran Rakabuming, dinilai terlalu sering mengerutkan dahinya saat berdebat yang digelar KPU, pada Jumat (22/12/2023).
Gibran dinilai terlalu sering mengerutkan dahi saat debat Cawapres tersebut. Pakar Mikro Ekspresi Kirdi Putra menangkap adanya emosi dan grogi Gibran saat momen tersebut.
Kirdi juga mengungkapkan jika Gibran tampil di momen panas yang acap dengan penampilkan stres nan juga amarah, meski dapat menyampaikan pembicaraan dengan lancar.
“Banyak sekali kebocoran emosinya Gibran, marah dan stres paling dominan. Kalau diperhatikan ada kerutan di keningnya yang jumlahnya di atas 50 persen, dan ketika selesai bicara, kerutan langsung hilang dan langsung bisa kembali senyum lega,” Kirdi menjelaskan.
Baca Juga:Alasan Ketua KONI Sumsel Yulian Gunhar Tak Mau Terima Gaji Bulanannya
Gibran juga tertangkap kamera kembali mengajak tim pendukungnya untuk bersorak melalui gestur tubuhnya. Kirdi menyebut tindakan tersebut dapat menunjukkan tiga kemungkinan, pertama, Gibran merasa butuh dukungan akibat grogi.
Makna kedua jika Kirdi menilai, jika aksi itu merupakan upaya menampakkan kekuasaan dan kekuatan dengan banyak jumlah pendukung di lokasi, serta makna lainnya yakni kemungkinan memberikan efek gentar terhadap lawan.
Cak Imin Gimik Selepet
Sementara Cak Imin, mengenalkan publik jargonnya yang baru “slepet”.
“Dia menyadari bahwa gimik dan jargon sangat diperlukan sehingga mereka sepertinya mencoba untuk kasih jargon baru. Itu sebabnya semalam dia mengenakan syal,” ujar Kirdi.
Baca Juga:Sumsel Catat Produksi Batu Bara Terbesar Sepanjang Sejarah, 94 Juta Ton Tahun Ini
Kirdi menilai gimik dan jargon sangat penting dalam kontestasi pemilihan kepala negara, pasalnya hal-hal yang terlihat kecil tersebut justru memiliki dampak yang besar terhadap keputusan publik dalam memilih, selain karena membuat paslon mudah diingat.
Cawapres nomor urut 3 Mohammad Mahfud MD cukup pandai dalam mengendalikan ekspresi emosi di antara cawapres lainnya.
“Menurut saya Pak Mahfud ini penguasaan ekspresi emosinya bagus, ini perlu pujian, bila saat debat capres sebelumnya saya pernah mengatakan bahwa yang paling bisa mengendalikan ekspresi emosi, bukan mengendalikan emosi, ya, itu adalah Pak Anies, tapi yang kedua yang paling bagus itu Pak Mahfud,” kata Kirdi.
Secara keseluruhan, Mahfud juga mampu mengelola emosi dengan baik, meski beberapa kali sempat terlihat adanya kebocoran emosi yang ditampakkan.
Kondisi gugup pada menit-menit awal debat, menyebabkan Mahfud MD beberapa kali tidak berdiri tegap dan menggoyang-goyangkan tubuhnya, sebagaimana dikatakan Kirdi.
“Pengelolaan emosi menurut saya Pak Mahfud bagus, walaupun kalau kita perhatikan di segmen pertama ia banyak menggoyangkan tubuh ke kanan dan ke kiri saat berbicara, itu grogi, selebihnya ia hanya sempat merasa tidak nyaman ketika berhadapan dengan Cak Imin, terlihat saat ia garuk hidung sedikit,” Kirdi menjelaskan.
KPU menggelar debat kedua Pilpres 2024 pada Jumat (22/12) malam di akarta Convention Center (JCC), Jakarta, yang melibatkan tiga cawapres, menyusul debat pertama yang mempertemukan tiga calon presiden pada Selasa (12/12) pekan lalu.
Ketiga cawapres mengikuti debat dengan tema meliputi ekonomi kerakyatan, ekonomi digital, keuangan, investasi, pajak, perdagangan, pengelolaan APBN dan APBD, infrastruktur, dan perkotaan.
Rangkaian debat Pilpres 2024 dijadwalkan masih berlangsung tiga kali lagi yakni pada 7 dan 21 Januari 2024, serta 4 Februari 2024.
KPU menetapkan tiga pasang capres-cawapres peserta Pilpres 2024 pada Senin 13 November 2023. Sehari berselang hasil pengundian nomor urut menetapkan Anies Baswedan-Muhaimin Iskandar nomor urut 1, Prabowo Subianto-Gibran Rakabuming Raka nomor urut 2, dan Ganjar Pranowo-Mahfud Md nomor urut 3.