BI: Inflasi Akhir Tahun Sumsel Naik Karena Kenaikan Harga BBM, Namun Terkendali

Kenaikan harga BBM disebut salah satu faktor yang menyebabkan inflansi Sumsel naik di akhir tahun.

Tasmalinda
Rabu, 04 Januari 2023 | 19:49 WIB
BI: Inflasi Akhir Tahun Sumsel Naik Karena Kenaikan Harga BBM, Namun Terkendali
Ilustrasi BBM subsidi naik. Inflansi Sumsel naik karena kenaikan harga BBM [Suara.com/Ema Rohimah]

SuaraSumsel.id - Bank Indonesia (BI) Sumatera Selatan menilai inflasi Sumatera Selatan (Sumsel) mengalami kenaikan dibandingkan tahun sebelumnya. Namun kenaikan inflasi tersebut masih terkendali sampai dengan aktir tahun 2022.

Salah satu penyebab kenaikan inflasi Sumsel di akhir tahun lalu ialah kenaikan harga bahan bakar minyak (BBM) pada September, yang berimbas sampai akhir triwulan IV.

Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat Indeks Harga Konsumen (IHK) Provinsi Sumatera Selatan pada bulan Desember 2022 mengalami inflasi sebesar 0,48% (mtm).

Dengan perkembangan tersebut, realisasi inflasi Sumsel tercatat sebesar 5,94% (yoy) atau lebih rendah dibandingkan regional Sumatera yg tercatat 6,14% (yoy).

Baca Juga:Pelaku Pemerkosaan Hanya Divonis 10 Bulan, Ortu Korban di Sumsel Minta Jokowi Tegakkan Keadilan

Sementara inflasi nasional tercatat sebesar 5,51% (yoy). "Secara tahunan, inflasi Sumatera Selatan meningkat dibandingkan dengan inflasi 2021 sebesar 1,83% (yoy), terutama dipengaruhi oleh dampak penyesuaian kebijakan bahan bakar minyak (BBM) bersubsidi pada September 2022," ujar Kepala BI Sumsel, Erwin Soeriadimadja, Rabu (4/1/2023).

Meski demikian, berbagai perkembangan bulanan menunjukkan inflasi pasca kenaikan harga BBM mampu terkendali tercermin pada ekspektasi inflasi dan tekanan inflasi yang terus menurun dan lebih rendah dari prakiraan awal.

"Hal ini tentunya tidak terlepas dari peran Tim Pengendalian Inflasi Daerah (TPID) yang terus bersinergi menjalankan berbagai program pengendalian inflasi, termasuk dengan penguatan Gerakan Nasional Pengendalian Inflasi Pangan (GNPIP) seiring dengan Program Sumsel Mandiri Pangan di Sumatera Selatan," sambung Erwin.

Faktor pendorong inflasi Sumatera Selatan pada Desember 2022 terutama didorong dari inflasi kelompok makanan, minuman, dan tembakau sebesar 1,39% (mtm) dengan andil 0,42% (mtm). Selanjutnya, lima komoditas dengan andil/penyumbang inflasi terbesar pada Desember 2022 adalah  daging ayam ras 0,127% (mtm), telur ayam ras 0,089% (mtm), cabai merah 0,062% (mtm), minyak goreng 0,027% (mtm) dan emas perhiasan 0,026% (mtm).

Kenaikan daging ayam ras, telur ayam ras dan minyak goreng terjadi seiring dengan peningkatan permintaan pada periode Nataru. Peningkatan harga daging ayam ras juga dipengaruhi oleh upaya pemerintah untuk menjaga harga jual di tingkat peternak yang masih mengalami kondisi oversupply melalui strategi Badan Pangan Nasional (BPN) untuk memfasilitasi penyerapan live bird oleh BUMN pangan dan perusahaan integrator dari peternak mandiri mikro dan kecil.

Baca Juga:Pengeluaran Untuk Tiket, Wisata Dan Rekreasi Picu Inflasi Sumsel Akhir Tahun 2022

Peningkatan harga komoditas cabai merah didorong oleh peningkatan permintaan dan penurunan pasokan. Secara umum, produksi komoditas cabai merah masih berlanjut meski kondisi cuaca tidak sekondusif bulan lalu seiring dengan puncak musim hujan yang tengah berlangsung di mayoritas daerah sentra. 

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

News

Terkini