SuaraSumsel.id - Kasus pembunuhan Brigadir Nofriansyah Yosua Hutabarat atau Brigadir J masih misteri akibat adanya versi skenario yang dibuat sebelumnya. Episode pembunuhan yang didalangi oleh mantan Kadiv Propam, Ferdy Sambo ini belum juga membuat publik terang.
Pasalnya, skenario yang dirancang Ferdy Sambo membuat penyidikan bagai benang kusut yang sulit di temukan titik temunya. Kekinian, drama kebohongan sang dalang Ferdy Sambo sepertinya mulai terbongkar.
Berawal dari Bharada Richard Elizer yang mulai membongkar skenario fiktif, dan kini Bripka Ricky Rizal mulai berani terbuka atas kejadian yang sebenarnya tejadi dan mencabut keterangan awal.
Hal ini di dukung dengan ucapan Zena Dinda Defega yang merupakan kuasa hukum Bripka Ricky Rizal.
Baca Juga:Cuaca Sumsel Awal Pekan Ini, Berawan Dengan Potensi Hujan Ringan
“Mungkin setelah bertemu keluarganya, mungkin bertemu istrinya, adiknya, mungkin tersentuh hatinya. Karena diingatkan keluarganya jangan berbohong. Terbukalah apa adanya, dan ingatlah anak, masih ada keluarga di belakang RR,” ungkap Zena Dinda Defega.
Dari ungkapan sang kuasa hukum, diketahui bahwa terbukanya Bripka Ricky Rizal setelah bertemu dengan istri dan adik kandungnya.
Melansir hop.id-jaringan Suara.com, setelah pertemuan itulah Bripka Ricky Rizal mulai berani membongkarnya dengan transparan, walau sebenarnya ia takut berhadapan dengan Ferdi Sambo.
Pengakuan-pengakuan Bripka Ricky Rizal terangkum dalam beberapa point, di antaranya, Brigadir Yoshua Hutabarat dan Putri Candrawathi sempat bicara 4 mata selama kurang lebih 15 menit, sementara itu Bripka Ricky Rizal tidak tahu soal peristiwa pelecehan.
Selain itu, poin lainnya Bharada Richard Elizer ditelpon Putri Candrawathi agar pulang ke rumah Magelang. Kepada Bripka Ricky Rizal, Kuat Ma’ruf cerita peristiwa diklaim pelecehan.
Baca Juga:Sumsel Sepekan: Ibu di Sumsel Beri Nama Anak Perdy Sambo Dan 4 Berita Menarik Lainnya
"Kuat Ma’ruf ancam Brigadir Yoshua Hutabarat dengan pisau. Putri Candrawathi bertanya ‘Yoshua’ di mana dan minta bertemu. Ferdi Sambo perintahkan Brigadir Yoshua Hutabarat jongkok sebelum di eksekusi. Pengakuan-pengakuan tersebut tentu menguji mental Bripka Ricky Rizal, karena tentu ia tahu resiko yang akan terjadi pada dirinya,".