SuaraSumsel.id - Aksi demontrasi yang dilakukan mahasiswa di DPRD Provinsi Sumsel dibubarkan paksa. Terpantau di lapangan massa aksi demontrasi melakukan pembakaran ban di Simpang Lima DPRD Provinsi Sumsel.
Sebelum melakukan pembakaran ban, polisi telah lebih dulu menembakkan gas airmata atau water canon kepada massa untuk membubarkan massa demontrasi.
Kondisi mulai memanas saat massa aksi tersebut tidak diperbolehkan masuk oleh pihak kepolisian. Oleh sebab itu, mahasiswa bersama KSBSI berusaha untuk menerobos sehingga polisi terpaksa menembakkan water canon sehingga memicu kericuhan.
Puluhan personel Bhabinkamtibmas diturunkan langsung ke tengah massa aksi guna meredam ketegangan. Namun tak terhindarkan massa aksi dan aparat kepolisian terjadi dorong dorongan. Bahkan, dua unit kendaraan taktis petugas menyemprotkan air ke arah kerumunan massa aksi.
Baca Juga:Prediksi Cuaca Sumsel Hari Ini: Siang Sampai Malam Berawan
Mahasiswa Ditangkap
Sejumlah mahasiswa diamankan petugas lantaran diduga melakukan tindakan provokatif dengan membuka paksa kawat berduri yang terpasang menjadi pembatas antara demonstran dengan aparat kepolisian.
Bahkan beberapa kali petugas menembakan gas air mata ke arah massa aksi.
Selain itu, terlihat anggota Brimob Polda Sumsel dan Ditsamapta Polda Sumsel terus mendesak maju untuk membubarkan demonstran.
Beberapa kali demonstran juga membalas polisi dengan melemparkan botol air mineral dan bongkahan batu.
Akibatnya petugas terpaksa mengamankan beberapa demonstran yang diduga menjadi biang keributan.
Hingga kini petugas masih berjaga di areal Simpang Lima DPRD Provinsi Sumsel sembari mengimbau demonstran untuk membubarkan diri.
Kontributor: Siti Umnah