Tak Hanya Harga BBM Mahal, Sopir Angkot di Palembang Menjerit Karena Penumpang Sepi

Untuk kenaikan harga BBM saat ini bukanlah masalah utama dari supir angkot yang ada di kota Palembang, Sumsel.

Tasmalinda
Kamis, 08 September 2022 | 14:17 WIB
Tak Hanya Harga BBM Mahal, Sopir Angkot di Palembang Menjerit Karena Penumpang Sepi
Angkutan kota di Palembang, Sumatera Selatan [Suara.com/Siti Umnah]

SuaraSumsel.id - Pil pahit kenaikan harga Bahan Bakar Minyak (BBM) Pertalite harus dirasakan masyarakat kecil, terutama sopir angkutan kota (Angkot) di Palembang, Sumatera Selatan. Kenaikan harga bahan bakar minyak membuat sopir khawatir penumpang makin sepi.

Hal tersebut dikeluhkan sopir angkot, Safaat. Saat ditemui ketika sedang istirahat, Safaat mengaku jika tarif angkot saat ini juga mengalami kenaikan. “Kenaikannya itu sekitar Rp1000 jadi untuk penumpang biasa tarif angkot sekarang Rp5000 itu rute jauh dekat untuk trip kita dari KM 12 sampai Ampera dan untuk anak sekolah tarifnya Rp3000,” kata Safaat.

Safaat menjelaskan untuk kenaikan harga BBM saat ini bukanlah masalah utama dari supir angkot yang ada di kota Palembang, Sumsel. “Kalau sekarang ini masalahnya hanya di penumpang, penumpang angkot makin sepi. Awal mulai sepi kan waktu Covid-19 ditambah sekarang naik jadi makin sepi lagi,” ungkap Safaat.

Safaat bersama rekan supir angkot yang lain juga kompak menyebutkan jika bahwa dalam sehari, angkot mereka hanya mampu melakukan trip sebanyak 6 kali.

Baca Juga:Prediksi Cuaca Sumsel Hari Ini: Siang Sampai Malam Berawan

“Tangki mobil angkot ini kalau full 20 liter, sehari kalau dari pagi keluar jam 6 sampai jam 6 sore paling cuma 6 kali trip itu paling banyak dapat Rp300 ribu kotornya. Itu belum beli bensinnya ditambah potong setoran juga. Jadi dalam sehari kami paling cuma dapat Rp50.000 sehari,” tambah dia.
 
Dia mengeluhkan persaingan antar moda transportasi yang saat ini semakin ketat.

“Sekarang selain ada ojek online (ojol) ditambah lagi LRT, LRT belum selesai ada lagi angkot baru yang namanya Feeder itu. Jadi persaingan kami semakin ketat, kami kan mobilnya masih mobil lama,” keluhnya.

Safaat berharap bahwa Pemerintah dapat lebih bijaksana dalam menerapkan kebijakan apalagi yang menyangkut urusan masyarakat menengah ke bawah.

“Kami tidak bisa menuntut pemerintah karena kebijakannya, tapi kalau bisa lebih dipertimbangkan secara matang. Harus punya solusi jika memang kebijakannya merugikan masyarakat lain dan dari supir angkot kami minta keringanan seperti kembali memberikan subsidi BBM,” tutup Safaat.

Kontributor: Siti Umnah

Baca Juga:Mantan Pejabat Polda Sumsel AKBP Dalizon, Terdakwa Suap Dinas PUPR Muba Ungkap Uang Disetor ke Atasan

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

News

Terkini