SuaraSumsel.id - Kasus kematian ajudan mantan Kadiv Propam Irjen Ferdy Sambo menyulut kemarahan dan emosi publik. Mengapa tidak, di rumah seorang pejabat dengan amanat peran sebagai polisinya polisi malah ada upaya menghilangkan fakta. Lebih parahnya lagi ada upaya menutupi keadilan dan merekayasa dengan melibatkan lembaga-lembaga resmi negara.
Hal ini pula yang dikomentari Najwa Shihab di kanal YouTube acara miliknya yang menilai jika kasus Brigadir J penuh drama dan rekayasa. Persoalan ini makin miris karena dilakukan sendiri oleh polisinya polisi yang dinyakini dan diamanatkan menjadi contoh bagi unsur-unsur kepolisian yang lainnya.
Media sosial Najwa Shihab mengungkapkan narasi menegaskan jika kasus kematian Brigadir Nofriansyah Yosua Hutabarat atau brigadir J penuh drama dan rekayasa.
"Kasus polisi tembak polisi aja bisa penuh drama dan rekayasa, apalagi kasus rakyat biasa?!" tulis akun nmatanajwa.
Baca Juga:Kejar Target, Brantas Abipraya Optimis Jalan Lintas Timur Sumsel Tuntas di 2023
Dalam videonya, Najwa juga mengungkapkan jika masyarakat Indonesia dibohongi atas rekayasa yang telah dibuat polisinya polisi.
"Kebayang gak sih polisi ya polisi merekayasa kasus," ujar Najwa menjawab komentar temannya.
Polisinya polisi merencanakan pembunuhan anak buahnya yang sudah lebih 2,5 tahun menjadi lingkaran terdekat dari keluarga tersebut.
Bahkan kegetiran pun terasa saat 31 anggota kini menjadi terperiksa dan secara etika dihukum atas hal-hal rekayasa yang dilakukan atasan.
"Merencatakan pembunugan anak buah 2,5 tahun dekat dan berada di lingkarannya. Bahkan 31 anggota menjadi terperiksa secara etik dan juga bisa kena pidana," ujar Najwa.
Baca Juga:BMKG: Pada Siang Ini, Daerah di Sumsel Bakal Diguyur Hujan Deras
Para polisi ini bersama-sama membohongi rakyat Indonesia. Najwa pun membandingkan kasus-kasus rakyat biasa yang berada jauh dari jangkauan akses dan sebagainya.
- 1
- 2