Gelar Pertemuan di Hari Lahir Pancasila, Peluang Koalisi Prabowo-Paloh Kecil di Pilpres 2024

Terlepas dari peluang koalisi yang kecil, pengamat menilai pertemuan Prabowo dan Surya Palohmemiliki tujuan baik secara politik.

Tasmalinda
Kamis, 02 Juni 2022 | 07:38 WIB
Gelar Pertemuan di Hari Lahir Pancasila, Peluang Koalisi Prabowo-Paloh Kecil di Pilpres 2024
Ketua Umum Partai Gerindra Prabowo Subianto dan Ketua Umum Partai NasDem (Nasional Demokrat) Surya Paloh memberikan keterangan perz usai menggelar pertemuan di Kantor DPP Partai NasDem, Jakarta Pusat, Rabu (1/6/2022). Koalisi Prabowo-Paloh dinilai kecil saat Pilpres 2024. [Suara.com/Alfian Winanto]

SuaraSumsel.id - Dua elit politik sekaligus pemimpin partai di Indonesia, Surya Paloh dan Prabowo Subianto menggelar pertemuan tepat di hari lahir Pancasila. Meski momen pertemuan tepat di hari lahir Pancasila ini, namun koalisi Prabowo-Paloh dinilai berpeluang kecil saat Pemilihan Presiden atau Pilpres 2024.

Pengamat Politik dari Universitas Paramadina Ahmad Khoirul Umam mengungkapkan hal tersebut. Iamenilai koalisi antara Partai NasDem dan Partai Gerindra untuk Pemilu 2024 memiliki peluang kecil, meskipun sama-sama menjadi ketua umum partai tersebut, Surya Paloh dan Prabowo Subianto, memiliki hubungan dekat.

Ketua Umum DPP Partai NasDem Surya Paloh dan Ketua Umum DPP Partai Gerindra Prabowo Subianto diketahui memiliki cara pandang dan model pendekatan berbeda dalam berpolitik.

"Ingat, salah satu pihak yang terus mengingatkan bahaya eksploitasi politik identitas di Pilpres 2019, selain mantan presiden SBY (Susilo Bambang Yudhoyono), waktu itu adalah Surya Paloh," kata Umam melalui pesan tertulisnya yang diterima di Denpasar, Rabu.

Baca Juga:Harga Telur Ayam di Sumsel Meroket, Tembus Rp28.000 per Kilogram

Hubungan politik antara Surya Paloh dan Prabowo Subianto, terbangun sejak keduanya menjadi kader Partai Golkar hingga kedua tokoh itu keluar dan membentuk partai masing-masing. Berbekal kedekatan itu, Umam meyakini pertemuan Surya Paloh dan Prabowo bukan hanya seremonial, tetapi juga terkait penjajakan koalisi menuju Pilpres 2024.

"Namun, kemungkinan itu semakin kecil tatkala ekspektasi keduanya sangat berbeda. Paloh salah satu ketua umum partai politik yang sejak awal ia ingin menjadi king maker, sehingga ia tidak mau langkahnya dikunci pihak-pihak yang ingin men-capres-kan diri mereka masing-masing," kata Direktur Eksekutif Institute for Democracy and Strategic Affairs (IndoStrategic) itu.

Alasan itu juga yang menyebabkan Partai NasDem menolak bergabung dengan Koalisi Indonesia Bersatu yang berisi Partai Golkar, Partai Persatuan Pembangunan (PPP), dan Partai Amanat Nasional (PAN).

"Dalam konteks pertemuan Paloh-Prabowo, saya juga berkeyakinan Paloh menolak dikunci langkahnya demi pen-capres-an Prabowo," katanya.

Melansri ANTARA, Surya Paloh juga merupakan salah satu ketua umum parpol koalisi pemerintah yang keberatan dengan usulan masuknya Prabowo ke dalam susunan Kabinet Indonesia Maju sebagai Menteri Pertahanan.

Baca Juga:Peringatan Hari Lahir Pancasila 1 Juni 2022, Sumsel Bakal Diguyur Hujan Sedang

"Cairnya suasana silaturahmi Paloh dan Prabowo hari ini, sejatinya diletakkan di atas visi politik kebangsaan yang berbeda secara fundamental. Namun, dalam politik selalu ada kemungkinan," tambahnya.

Terlepas dari peluang koalisi yang kecil, Umam menilai pertemuan Prabowo dan Surya Paloh memiliki tujuan baik secara politik.

"Untuk meminimalkan potensi gesekan di akar rumput saat berbeda koalisi dalam kontestasi Pilpres 2024 nanti, sehingga proses rekonsiliasi politik pascapemilu 2024 bisa dilakukan lebih efektif," ujarnya.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

News

Terkini