SuaraSumsel.id - Demonstrasi yang terjadi di Palembang, Sumatera Selatan berakhir ricuh. Polisi pun sempat mengamankan sejumlah pendemo pada aksi tersebut.
Aksi yang dilakukan Aliansi Mahasiswa Cipayung Plus Palembang berakhir dengan ricuh. Melansir Sumselupdate.com-jaringan Suara.com, sejumlah mahasiswa ingin aksi tetap masuk ke gedung DPRD Sumsel.
Pada pagi menjelang siang hari, aksi gabungan mahasiswa ini menyampaikan enam poin tuntutan ke DPRD Sumsel. Tuntutan tersebut terkait isu penundaan Pemilu 2024, sekaligus menolak penundaan masa jabatan Presiden.
Tuntutan aksi lainnya yakni menolak kenaikan bahan bakar pokok, sekaligus kenaikan bahan bakar minyak sekaligus kenaikan pajak (PPN) hingga 11 persen.
Baca Juga:Demonstrasi Sempat Memanas, Ketua DPRD Sumsel Anita Noeringhati Penuhi Tuntutan Mahasiswa
Selain itu mahasiswa ini pun meminta ada kajian ulang mega proyek pemindahan IKN Nusantara.
Aliansi mahasiswa yang terdiri dari 10 organisasi kepemudaan tersebut berakhir dengan beberapa kali terjadi kerusuhan, di mana massa merasa tidak puas lantaran tak diberi izin masuk ke halaman DPRD Provinsi Sumsel.
Meski begitu, aspirasi tuntutan massa sebelumnya telah sempat didengar langsung oleh Ketua DPRD Provinsi Sumsel RA Anita Noeringhati dari Fraksi Partai Golkar, sekaligus Gubernur Sumsel, Herman Deru.
Melansir Sumselupdate.com-jaringan Suara.com, Massa mendesak membuka pagar kawat berduri yang menjadi pembatas antara demonstran dan pejabat DPRD Provinsi Sumsel.
Sementara itu, selama berlangsungnya demonstrasi dengan atmosfer massa yang semakin memanas. Hingga akhirnya, massa dipukul mundur oleh aparat yang mulai mengamankan sejumlah mahasiswa yang dinilai melakukan tindakan provokasi.
Baca Juga:Mahasiswa Mulai Memadati Kawasan Simpang Lima DPRD Sumsel, Datang Berkonvoi
Barulah sekitar pukul 16.30 WIB, massa demonstran membubarkan diri setelah aparat secara persuasif menegur para mahasiswa yang masih berada di lokasi.
Pasca massa membubarkan diri, aparat kepolisian tampak telah membuka arus lalulintas baik dari jalan Kapten Rivai, Jalan POM IX, dan Jalan Radial Palembang.