SuaraSumsel.id - Usai bebas dari penjara, setelah menjalankan 10 tahun hukuman atas tindakan korupsi mega proyek Hambalang, sosok Angelina Sondakh kini kembali menjadi sorotan publik
Angelina atau Angie berbagi kisah penggalan hidupnya menjalankan hukuman sebagai koruptor. Tampil diwawancari Rosiana Silalahi di program Kompas TV, ia mengakui kesalahan serta berharap tidak ada lagi yang meniru tindakannya. Penampilan Angie berhasil membuat publik terenyuh.
Begitu pula yang dirasakan Ade Armando. Dia mengakui Anggie, cocok menjadi sosok yang bisa menjadi motor penggerak anti korupsi. Ade membuka mengenalkan Angie sebagai sosok bukan perempuan biasa. Dia menyelesaikan pendidikan dasar hingga menengah di Australia.
Angie berprestasi dalam ajang kecantikan hingga menghantarkan dinobatkan sebagai Putri Indonesia 2001. Tidak cukup itu saja, karir Angie pun cemerlang dengan karir yang melesat.
Baca Juga:LRT Sumsel Operasikan 88 Perjalanan Selama Ramadhan
Istri Adjie Massaid ini, berhasil menjadi anggota DPR selama dua periode dengan amanat sebagai anggota badan anggaran (Banggar) DPR RI.
Upaya Angie untuk mengungkapkan jika dia melakukan korupsi tidak sendiri pun diperjuangkan hingga ke tingkat Pengajuan Kembali (PK) yang akhirnya memutuskan hukuman 10 tahun penjara dengan denda yang dikurangi.
"Tidak hanya Angie, tapi melibatkan orang-orang penting lainnya," ujar Ade Armando menceritakan sosok Angie.
"Duduk di Banggar DPR yang punya kekuatan atau power full. Posisi yang basah," tegas Ade.
Lalu yang menjadi perhatian publik, ialah mempertanyakan sosok Angie hanya menjadi korban.
Baca Juga:Bio Solar Langka, Anggota DPRD Sumsel Desak Pertamina Atasi Kelangkaan
"Apakah Angie hanya pion (bidak), atau ada aktor utama. Seperti diungkapkan ayah Angie, ada orang yang mempromosikan lalu menjerumuskan Angie," beber Ade.
Namun Agie punya jawaban bijak mengenai alasannya tidak membongkar dalang dari mega korupsi tersebut.
"Katanya dia (Angie) takut. Yang ada di kepala, keselamatan anaknya Keano. Dia tinggal sendirian. Bertahan hidup dan tidak berusaha menyalahkan orang lain," ungkap Ade.
Ade pun mengungkapkan jika sulit untuk tidak berempati pada Angelina Sondakh atas penuturan penuh kejujuran tersebut. Apalagi Angie pun sempat mengungkapkan rasa miris melihat hukuman koruptor makin lama makin rendah, hingga ia pun mengakui belum terwujudnya lingkungan negara yang bersih dari korupsi.
"Sulit untuk tidak berempati, saya punya harapan lain. Saya berharap Angie berbicara mengenai perang melawan korupsi," kata Ade.
"Mungkin Angie tidak berbicara soal kasusnya, namun pengalaman akan mengetahui bagaimana prosedur operandi korupsi terjadi, dia pelaku langsung," ujarnya.
"Bagaimana bicara korupsi di Indonesia harus dihabisi. Saya harap perjuangan Angie tidak sia-sia. Dia (Angie) masih menjadi motor penggerak anti korupsi," ungkap Dosen Universitas Indonesia (UI) ini.