SuaraSumsel.id - Pengurus DPC PDI Perjuangan kota Palembang, Sumatera Selatan mengungkapkan alasan Wakil Wali Kota atau Wawako Palembang mundur dari jabatannya sebagai bendahara.
Tidak hanya mundur sebagai pengurus partai dengan jabatan bendahara, politikus perempuan ini juga mundur sebagai kander partai moncong putih.
Hal ini dibenarkan oleh pengurus DPC PDIP Perjuangan kota Palembang. Wakil Ketua Bidang Keanggotaan dan Organisasi, Hendra Wijaya mengatakan proses pengajuan mundur dari jabatan memang membutuhkan waktu.
Atas hal itu pula, stuktur partai seperti DPD dan DPP PDI Perjuangan belum menerima surat pengunduran diri Wawako Palembang ini.
Baca Juga:LRT Sumsel Operasikan 88 Perjalanan Selama Ramadhan
"Sementara ini baru di DPC yang menerima surat pengunduran diri itu, belum ke DPD dan DPP. Mungkin satu dua hari ini bakal sampai ke mereka," ujarnya saat dihubungiSuara.com, Sabtu sore (2/4/2022).
Saat ditanya pengaruh sosok Fitrianti Agustinda yang mundur dari partai dengan target perolehan Pemilihan Legislatif (PIleg) 2024 mendatanga, ia cendrung menjawab santai.
"Kalau untuk itu saya kurang tahu, tapi menurut saya gak ada pengaruh. Soalnya PDIP memang sudah ada pengurusnya sampai tingkat bawah, anak rantai tingkat RW itu ada," akunya.
Dalam surat tersebut, Hendra mengatakan Wawako Fitrianti menyatakan sudah tidak bisa menjadi bendahara karena kesibukkan sebagai wakil wali kota atau Wawako Palembang.
"Pengunduran Bu Fitri itu tertulis di suratnya tanggal 9 Maret 2022, diterima DPC PDIP Kota Palembang itu tanggal 30 Maret 2022," lanjutnya.
Baca Juga:Bio Solar Langka, Anggota DPRD Sumsel Desak Pertamina Atasi Kelangkaan
Sampai saat ini belum ada calon nama yang akan menjabat sebagai Bendahara DPC PDIP Kota Palembang. "Untuk pengganti belum ada, suratnya baru diterima tanggal 30 Maret. Artinya masih perlu dilanjutkan lagi ke DPD dan DPP, jadi masih butuh proses waktu," jelasnya
Untuk urusan pengganti Wawako Fitrianti sebagai Bendahara DPC PDIP Kota Palembang akan menjadi urusan elit partai. "Tapi pasti ada penggantinya, kita belum tau kapan. Itu jadi urusan para petinggi partai," pungkasnya.
Kontributor: Melati Putri Arsika.