Prof Yu langsung mencontohkan yang dialami Dokter Terawan.
"Contoh Dr. Terawan melakukan Brain Washing dengan cara radiologis sesuai spesialisasi beliau, hemat saya ini termasuk level konsep," katanya.
Sehingga, selama belum pada level lebih tinggi, maka hal tersebut masih bisa diperdebatkan secara ilmiah. Sehingga perbedaan yang muncul tetap bisa dihormati sebagai perbedaan hipotesis, lalu konsep atau teorinya.
"Jadi selama belum level aksioma, silakan didebat dengan ilmiah, tetap hormati perbedaan hipotesis, konsep atau teorinya. Bukan dihakimi lalu diputuskan bla...bla...bla," terangnya.
"Soal rasa kemanusiaan relatif sama, karena semua orang, baik dokter atau pasien ingin diperlakukan sebagai manusia yang punya martabat kemanusiaan," ujar dia.
Prof Yu pun mengakhiri penekanan pendapatnya dengan mengucapkan selamat pada pengurus IDI yang baru. Dia pun lebih berharap semoga nantinya, IDI dan dokternya istiqomah dlm ilmiah dan rasa kemanusiaan.
"Riak-riak politik, kepentingan, fanatisme, arogansi dan lain-lain seperti yg dialamatkan mereka yg di luar IDI, jangan membuat kita para dokter berduka dan menyerah atau justru ikut-ikutan," harap Prof Yuwono.