SuaraSumsel.id - Prosesi tegang dan haru tergambar saat Kapolres Lubuklinggau, AKBP Harissandi mendatangi rumah keluarga tahanan Polsek Lubuklinggau Utara, Hermanto (47) yang tewas saat sehari ditahan.
Kasus kematian Hermanto (47), warga RT 04, Kelurahan Sumber Agung, Lubuklinggau, Sumatera Selatan yang tewas diduga dianiaya saat ditahan di Polsek Polsek Lubuklinggau Utara menjadi sorotan.
Kapolres Lubuklinggau, AKBP Harissandi kemudian mendatangi rumah keluarga korban dan meminta maaf pada pihak keluarga. Dia pun berjanji akan mengusut penyebab kematian tersebut.
"Saya ini baru tiga hari menjabat sebagai Kapolres Lubuklinggau, meski demikian jika ada anggota yang melakukan pelanggaran akan kita tindak tegas," ujarnya, Kamis (17/2/2022).
Baca Juga:Prakiraan Cuaca Sumsel 17 Februari 2022, Hujan Akan Meluas di Wilayah Ini
Dikatakan Haris, untuk kejadian Hermanto sudah ada lima anggota yang diperiksa karena kejadian tersebut. "Dan bagi anggota yang melakukan pelanggaran akan kita nonaktifkan. Untuk kasus Hermanto sudah ada lima anggota yang diperiksa di Polres Lubuklinggau," sambungnya kepada Suara.com.
Ditegaskan Sandi, ia berkomitmen bila ada anggotaa ya g melakujan pelanggaran etika kerja.
"Saya Kapolres Lubuklinggau, apabila ada anggota yqng melakukan pelanggaran, saya berkomitmen akan menindak tegas sesuai moto kita , Polri ini memberikan pelayanan kepada masyarakat," tegasnya.
Seorang tahamam Polsek Lubuklinggau Utara meninggal dengan kondisi diduga penuh lebam di sekujur tubuh, Senin (14/2/2022) sekitar pukul 18.30 WIB.
Pihak keluarga yang tak terima kemayian Hermanto, membawa jasad ya ke RSUD Dr Sobiri Lubuklinggau untuk di visum, Selasa (15/2) sekitar pukul 11.00 WIB.
Baca Juga:Warga Sumsel Masih Keluhkan Minyak Goreng Langka
Pihak keluarga pun sempat menolak bantuan santunan beras yang dibawa oleh pihak kepolisian sebelumnya.
Iin Darmawati (38) istri kedua almarhum, dan Dewi Sartika (24), anak kedua dari istri pertama mengatakan , pihaknya menolak bantuan karena, penyampaiannya pemberian tidak sopan.
"Bantuan beras hanya diletakkan di jalan depan rumah. Kami kira mau melihat jenazah tahunya hanya mau meletakkan beras di jalan. Sementara kami sekeluarga ada di rumah, dan masih ada jenazah," kata Dewi Sartika, Rabu (16/2/2022).
Menurut Iin Darmawati, pihaknya tidak tahu siapa yang mengantar bantuan. "Karena begitu beras diturunkan mobil yang antar lansung pergi," katanya.
Selain mengembalikan beras, kedatangan keluarga almarhum Hermanto untuk menuntut keadilan. Mereka meminta siapapun oknum atas kematian suaminya, yang terlibat harus dihukum seberat-beratnya.
"Kami kehilagan nyawa anggota keluarga, biar sama-sama merasa. siapapun bisa bantu kami minta tolong dibantu. Pak Jokowi tolong dibantu kasus suami saya pak" teriak Iin .
Diakui Iin, kedatangan mereka juga ingin memastikan, oknum yang menyebabkan hilangnya nyawa Hermanto saat diproses hukum polisi.
Keluarga ingin ditindaklanjuti kasus ini."Sempat kami bertemu pihak Polsek, katanya sudah diproses Propam di Polres," ucapnya.
Keluarga masih yakin kalau almarhum dipukul, karena terdapat banyak luka memar di sekujur tubuh."Ini soal nyawa, kalau almarhum hanya dipenjara, kami masih bisa bertemu. kalau meniggal kami tidak bisa bertemu lagi," harunya.
Kapolsek Lubuklinggau Utara, AKP Sudarno, membenarkan soal pengembalian santunan tersebut. Namun dia tidak bisa berkomentar lebih jauh karena itu bukan kewenangan. "Nanti langsung saja ke pak Waka," pungkasnya.
Kontributor : Welly Jasrial Tanjung