Hal yang sama diungkapkan Nusron Wahid yang dalam silaturahmi kali ini hadir di Palembang.
“Bahwa NU mendatang mutlak dipimpin yang muda. PBNU memerlukan perubahan kepemimpinan yang lebih fresh,” kata Nusron.
Mantan Ketua Umum GP Ansor ini mengatakan, peta demografi dunia saat ini didominasi kaum muda sehingga lahan dakwah NU-pun juga di lingkungan anak muda.
“Itulah kenapa NU membutuhkan Gus Yahya. Apalagi beliau ini ke NU-annya tidak diragukan lagi karena putra KH Cholil Bisri dan keponakan KH Mustofa Bisri,” ujar Nusron.
Baca Juga:Kasus Investasi DHD Farm di Sumsel, Korban Alami Kerugian Ratusan Miliar Rupiah
Selain sosok yang muda dan energik, kepemimpinan PBNU juga harus berbasis pesantren yang tidak ketinggalan dengan dunia modern.
“Setelah dipilah, Gus Yahya ini yang pas. Bahkan Kiai Sepuh Lirboyo, Ploso, Sidogiri, Madura menjatuhkan pilihan ke Gus Yahya. Saya yakin sudah melalui proses yang tuntas, Selain menggunakan akal tapi juga menggunakan justifikasi spiritual yakni jalur istikharah,” kata Nusron.
Gus Yahya yang mengikuti silaturahmi dengan daring mengajak semua kekuatan di NU bergabung untuk membawa dan merumuskan perubahan di NU.
“Saya ingin mengajak bergabung dengan kami, bergabung dengan berbagai wilayah di Indonesia untuk bersama-sama mendorong pembaharuan peradaban yang dipimpin NU,” kata Gus Yahya.
Saat ini, NU menuju usia 100 tahun. Artinya NU akan menuju ke abad kedua yang memerlukan gerakkan yang lebih nyata.
“Tidak ada satu pihakpun di dunia ini yang tidak ingin bekerjasama dengan NU. Bukan hanya pemerintah, politisi pengusaha semua ingin bekerjasama karena tahu NU merupakan kekuatan yang besar,” kata dia.
Baca Juga:Polda Sumsel Ungkap Jaringan Narkoba Antarprovinsi di Palembang
Di akhir sambutannya Gus Yahya lantas menyampaikan kutipan pendiri NU KH Hasyim Asyari