SuaraSumsel.id - Anggrek pensil atau Papillionanthe Hookerina dikenal sebagai tanaman endemik yang berasal dari Babel.
Anggrek pensil menjadi tanaman anggrek satu-satunya di dunia yang hidup di daerah rawa-rawa. Jika ingin di tanam di darat, harus di aptimalisasi dulu, dan membutuhkan proses waktu yang lama
Ketua Perhimpunan Anggrek Indonesia (PAI) Provinsi Kepulauan Bangka Belitung (Babel), Melati Erzaldi meminta masyarakat untuk memviralkan jenis tanaman.
Hal tersebut dikatakannya pada saat acara penandatanganan Memorandum Of Understanding (MoU) antara Lembaga Penyiaran Publik (LPP) Radio Republik Indonesia (RRI) Sungailiat dengan PAI Babel serta Peresmian Griya Anggrek di RRI Sungailiat, Kabupaten Bangka, Kamis (16/09/2021).
Baca Juga:10 Pilihan Bunga Warna Ungu untuk Kesejukan Taman Rumah
“Kita harus mengenalkan sedini mungkin, bahwa Babel mempunyai spesies endemik yang tidak dimiliki oleh daerah lain,” ungkapnya.
Griya anggrek kolaborasi dengan RRI Sungailiat menjadi langkah konservasi secara eksitu (konservasi yang melindungi spesies langka) untuk menjaga anggrek di babel yang terancam punah, diambil kemudian diselamatkan.
“Anggrek pensil punya kelebihan luar biasa. Walaupun di daerah lain mungkin ada, tetapi tetap tidak sama. Spesies morfologinya beda dengan anggrek kita yang di Babel,” jelasnya.
Kolaborasi dalam menghadirkan konservasi bentuk perhatian terhadap alam ini mendapatkan apresiasi dari Ketua PAI Melati. Dalam griya anggrek seluas 4x8m ini, terdapat 142 spesies anggrek dan diantaranya 4 spesies yang dilindungi.
Beberapa tanaman sudah berlabelkan dengan barcode, sehingga memudahkan pengunjung untuk mendapatkan edukasi terkait deskripsi dan klasifikasi tanaman.
Baca Juga:Akibatnya Fatal, 7 Kesalahan Merawat Anggrek di Dalam Ruangan
“Saya apresiasi semangat luar biasa dalam kolaborasi ini, semoga bukan hanya sekedar seremonial, tetapi edukasi yang berkelanjutan,” ungkapnya.
Harapannya, griya ini dapat memberikan motivasi dan inspirasi bagi pemerintah ataupun swasta, sekaligus menjadikan pengetahuan yang umum bahwa Babel mempunyai spesies anggrek unik dan dilindungi.
Setelah diresmikannya griya anggrek ini, Ketua LPP RRI Sungailiat Agung Prasetya juga mengungkapkan, ke depannya untuk keberlangsungannya, griya anggrek akan dibuat menjadi salah satu lokasi studio siaran _out door_, agar mendapatkan suasana dan pemandangan yang berbeda.
“Jika biasanya program kita dalam bentuk radio di studio, hari ini kita buat berbeda dengan bentuk dialog dan suasana berbeda,” jelasnya.
Selain itu, griya anggrek ini menjadi fasilitas untuk masyarakat luas yang ingin mengetahui atau meneliti tentang anggrek.