SuaraSumsel.id - Sebuah kisah diceritakan Ustadz Abdul Somad atau UAS. Saat berkeliling di kota Balikpapan, Kalimantan Timur didapati jika ia memotong rambutnya.
UAS mengajukan syarat pemangkas yang dapat memotong rambutnya. UAS pun bertanya kepada ustadz Hatta, agar bisa dicarikan tukang pangkas yang tempat usaha kurang bagus.
Namun ternyata Ustadz Hatta, kesulitan. Menurutnya, tempat potong rambut di kota tersebut lebih banyak yang bagus. Usaha keliling tersebut berbuah hasil.
Ditemukan tempat potong rambut yang sederhana, dengan dinding papan dan tidak pakai mendingin ruangan. Awal narasi diceritakan dengan kalimat pembuka ini.
Baca Juga:Bendungan Tiga Dihaji Jaga Eksistensi Lumbung Pangan Sumsel
"Ustadz Hatta, tolong carikan tukang pangkas yang tempatnya kurang bagus. Yang kira-kira dari pagi dia belum dapat pelanggan" begitu permintaan Ustadz Abdul Somad.
"Ustadz Hatta pun mengajak saya keliling Balikpapan. Hampir semua tempat bagus-bagus. Akhirnya, kami sampai pada satu tempat, dinding papan, tidak pakai AC," sambung UAS.
Ia pun penasaran dan turun di tempat pangkas tersebut.
"Bismillah, kita turun di sin," ujarnya.
Sebelum potong rambut tersebut selesai, maka Ustadz Hatta bertanya kepada pemangkas rambut.
Baca Juga:6 Pengusaha di Sumsel dan Babel Menunggak Pajak Rp 1,4 Miliar
"Kenal Bang". "Ya, tapi ragu, malu kalau salah. Tapi memang sudah lama ingin jumpa", jawab si abang.
Ternyata pemangkas terebut mengenali UAS namun ragu menegur terlebih dahulu.
"Kalau jumpa, abang mau nanya apa?", kata Ustadz Hendri.
"Ada satu. Tapi sudah terjawab di video Ustadz Somad. Tentang gadai sawah. Anak saya masuk pondok. Saya takut anak saya makan haram", jawabnya.
![Ustadz Abdul Somad [Instagram]](https://media.suara.com/pictures/653x366/2021/07/13/27830-ustadz-abdul-somad-instagram.jpg)
"Allahu Akbar, masih ada orang-orang yang hatinya dijaga Allah, masih ada rasa takut kepada Allah Subhanahu wa Ta'ala," ujar UAS.
UAS pun menjelasakan alasannya mengapa mencari tempat potong rambut di tepi jalan.
Menurut UAS, karena tempat yang bagus-bagus itu pelanggannya sudah banyak.
"Sedangkan tempat-tempat yang kurang layak, panas, kurang pelanggan, paling tidak kita bisa bantu mereka dengan semangat. Surprise, membuat detak jantung mereka merasakan sesuatu yang baru," sambung UAS.
![Ustadz Abdul Somad [instagram]](https://media.suara.com/pictures/653x366/2021/04/24/64309-ustadz-abdul-somad-instagram.jpg)
Menurut UAS, menyenangkan hati orang juga bagian dari amal sholih.
"Ketika hati mereka senang, bahagia, spontan lidah dan hatinya yang tulus berdoa, terketuk pintu-pintu langit menurunkan rahmat dan barokah," ungkap UAS.