SuaraSumsel.id - Nama AK Gani telah tergores sebagai sosok pahlawan nasional dari Sumatera Selatan. Ia aktif dalam perjuangan mulai dari pra kemerdekaan hingga sempat pindah ke Jakarta karena masuk pada kabinet pemerintahan Presiden Soekarno.
Berikut fakta-fakta mengenai AK Gani yang dikenal sebagai penyebar berita kemerdekaan RI sekaligus Gubernur pertama Sumsel:
1. Aktif melahirkan sumpah pemuda
Ia merupakan Gubernur pertama Sumatera Selatan, yang sejak berusia muda juga bergeriliya di organisasi-organisasi kepemudaan. Tahun 1928, AK Gani aktif dalam kongres pemuda II yang melahirkan sumpah pemuda.
Baca Juga:Sumsel Ekspor 8,980 Ton Komoditas Senilai Rp 138 Miliar ke 4 Negara
Mulanya, AK Gani merupakan pelajar STOVA di Jakarta. Pahlawan kelahiran Bukittinggi, Sumatera Barat ini pernah menjadi anggota Persatuan Pemuda Pelajar Indonesia pada tahun 1929, dan tahun 1931, AK Gani menjadi anggota Pertindo.
Enam tahun setelahnya, mendirikan Gerakan Rakyat Indonesia atau Gerindo sebagai Ketua dan pada tahun 1938, membentuk GAPI atau Gabungan Politik Indonesia sebagai seketaris.
2. Pernah Ditahan dan disiksa
Pada masa Jepang, AK Gani pernah ditahan, tepatnya September 1942 hingga Oktober 1943. Hampir setahun ditahan dan mendapatkan siksaan yang kejam, tidak menyusutkan semangat juang AK Gani.
Ia ditahan karena menjadi pemimpin yang bersifat anti fasis. Laly, dan dibebaskan dengan adanya campur tangan diplomatis Soekarno pada tahun 1943-1944.
Baca Juga:Mentan Siapkan Sumsel Jadi Penghasil Tanaman Porang yang Kuasai Pasar Dunia
3. Seorang dokter penyuka seni
Keluar dari tahanan, Maret 1944 ia menjadi kepala rumah sakit di Tanjung Raja, sesuai dengan disiplin keilmuannya yang juga merupakan seorang dokter.
Pada Maret 1944, AK GANI sebagai Ketua Palembang Hookokai. Gerakan ini bertujuan menghimpun kekuatan semangat dalam membantu Jepang sekaligus memperkuat pembelaan tanah air.
AK Gani memiliki figure yang kuat di masyarakat dan mampu menggerakkan rakyat. Pada tahun 1945, AK Gani menjadi anggota Sumatera Cou Sang In (semacam Badan Perwakilan Daerah).
Saat kemerdekaan Republi Indonesia, 17 Agustus 1945, AK Gani lah sosok pertama yang menerima kabar pernyataan kemerdekaan Indonesia.
Pada tanggal 18 Agustus, sudah terbentuk pemerintahan Indonesia dengan Presiden pertama RI ialah Soekarno dan Wakilnya Moh Hatta.
Ia pun dikenal dekat dengan dunia seni, hingga sempat bermain film setelah perang kemerdekaan.
4. Mempersiapkan pemerintahan lokal di Sumsel
Berita proklamasi diterima di Palembang oleh Mailan yang kemudian diteruskan pemberitaan tersebut kepada AK Gani.
Lalu, empat hari kemudian, 22 Agustus 1945 digelar pertamuan Chokan Palembang, Myako Tosio.
Dalam pembahasan tersebut muncul informasi Jepang telah menyerah kepada sekutu, dan Jepang diminta menjaga Status Quo, yakni tidak ada perubahan politik dan pemerintahan di Indonesia.
Chokan menerima pernyataan sikap dari tokoh dan pemimpin Palembang yang isinya, agar keamanan merupakan tanggungjawab bangsa Indonesia sepenuhnya, pihak Jepang harus memberikan jaminan mengenai keselamatan segenap pemimpin dan rakyat, pihak Jepang tidak boleh bertindak sendiri tanpa sepengetahuan para pemimpin rakyat, dan kemerdekaan Indonesia ialah masalah bangsa Indonesia yang tidak boleh dihalang-halangi oleh Jepang.
Saat tiga anggota PPKI datang ke Palembang serta menyampaikan informasi kepada para pemuka dan tokoh perjuangan di Palembang bahwa Indonesia sudah Merdeka, telah ada pemerintahan dan terbentuk KNID, sehingga dijelaskan juga perlu dengan cara-cara pengambilalihan kekuasaan.
AK Gani berperan dalam menyusun konsep pemerintahan bangsa Indonesia, dan terpilih sebagai kepala pemerintahan di keresidenan Palembang.
Tugas utamannya, ialah mengumumkan kepada rakyat Indonesia tentang kemerdekaan Indonesia.
Berita kemerdekaan ini selanjutnya disebarluaskan ke seluruh wilayah keresidenan Palembang dan pengibaran bendera merah putih di water leideng pada 25 Agustus 1945.
Dalam pembentukan pemerintahan yang baru ini digelar rapat di rumah AK Gani.
6. Penyusun konsep keresidenan Palembang
Dalam rapat itu berhasil menyusun konsepsi pemerintahan Bangsa Indonesia di keresidenan Palembang, yakni terdiri dari kepala pemerintahan hingga kepala urusan lainnya.
Lima hari kemudian, digelar pertemuan antara AK Gani dengan mantan opsir Gyugun, Heiho, tokoh masyarakat dan wakil golongan di rumah AK Gani.
Dalam rapat mempersiapkan susunan negara yang utuh, termasuk ancaman adanya perang lanjutan, maka berdiri BPKR, yang merupakan Badan Penjaga Keamanan Rakyat, yang dipimpin Kolonel Hasan Kasim.
Kedatangan sekutu, disambut baik oleh A.K Gani karena sebelumnya sudah ada instruksi dari Presiden Soekarno agar membantu Sekutu, guna mencapai kesepakatan.
Setelah perang lima hari malam di Palembang, AK Gani bertugas di Jakarta sebagai menteri dalam kabinet Syahrir dan Amir Syarifuddin.
Saat terjadi agresi Belanda I, markas divisi II Palembang pindah ke Muara Beliti dan kantor pemerintahan Gubernur Muda Sumsel pindah ke Curup.
Saat agresi militer belanda ke dua, AK Gani diangkat jadi Gubernur militer dengan kedudukan pemerintahan yang berbeda-beda. Akhir Agresi II, berakhir dengan terjadi perundingan Roem-Royen.
Pengakuan kedaulatan Belanda kepada Indonesia, untuk wilayah keresidenan Palembang yang dilakukan di Pagaralam dan diterima langsung residen Sumatera Selatan oleh AK Gani.
Sampai akhirnya AK Gani menjadi Gubernur pertama Sumatera Selatan.
7. Penyelundup senjata
Bersama sahabatnya, Tjong Djoe dari Palembang membawa hasil bumi, seperti halnya kopi ditukar dengan pakaian, obat-obatan, senjata, dan kebutuhan perang lainnya.
Bantuan ini disalurkan ke AK Gani, karena itu lah AK Gani juga kerap dikenal sebagai tokoh penyelundup atau The Great Smunggler.
Selain itu, Tjong Djoe membantu perjuangan di bidang logistik dan informasi melalui gerakan bawah tanah alias penyelundupan. Bantuan yang diselundupkan ini berperan besar dalam perjuangan TNI dan Indonesia kala itu.