Problematika Rusun Ilir Palembang, Terselip Praktek Prostitusi Kelas Bawah

Kawasan rumah susun atau rusun ilir Palembang juga dibenarkan menjadi kawasan prostitusi di kota Palembang.

Tasmalinda
Jum'at, 23 April 2021 | 15:44 WIB
Problematika Rusun Ilir Palembang, Terselip Praktek Prostitusi Kelas Bawah
Rumah Susun Ilir Palembang [Fitria/Suara.com] Problematika Rusun Ilir Palembang, Terselip Praktek Prostitusi Kelas Bawah

SuaraSumsel.id - Selain kawasan yang belum juga dibenahi, warga pun menyatakan hunian rumah susun atau rusun ilir Palembang memiliki permasalahan sosial lainnya.

Beberapa warga mengaku, jika hunian rusun memang diisi oleh berbagai kalangan masyarakat, mulai dari kyai, mahasiswa, karyawan, hingga ada juga yang menggelar praktek prostistusi kelas bawah.

Sebut saja namanya Desi, warga di rusun ini menyatakan jika kawasan hunian rusun memang tidak nyaman bagi perkembangan anak-anak.

“Lingkungan di sini (rusun) memberikan pengaruh buruk untuk pertumbuhan anak kami,” katanya saat ditemui suarasumsel.id, Rabu (21/4/2021).

Baca Juga:Kejati Sumsel Sita Kendaraan Tersangka Dugaan Korupsi Masjid Raya Sriwijaya

Hunian yang sudah berdiri sejak 36 tahun lalu ini, terdapat blok khusus bagi praktek prostitusi tersebut. “Di blok sana, mulai dari  PSK pinggiran yang suka beroperasi di Kambang Iwak hingga PSK lainnya berkumpul,” katanya.

Meski mengetahui hal tersebut, warga di rumah susun lebih bersifat tidak peduli dan tidak ingin ikut campur urusan tetangganya.
“Di sini sudah biasa melihat orang terciduk, keluar masuk penjara, kami menonton saja,” sambungnya.

Praktek prostitusi di kawasan rusun Palembang juga diakui Direktur Eksekutif Daerah Perkumpulan Keluarga Berencana Indonesia (PKBI) Sumsel, Nindi.

Menurut dia, kawasan rumah susun hanya menjadi salah satu kediaman para pekerjanya. Para pekerja sek itupun memilih tidak tinggal menetap lama, namun berpindah-pindah.

“Di sana mereka banyak tinggal saja, mereka bekerja di luar,”katanya melalui sambungan telepon.

Baca Juga:Triwulan I 2021, Serapan APBN di Sumsel Capai Rp 2,75 Triliun

Menurut ia, praktek prostitusi di Palembang tidak hanya berlangsung di rusun ilir.

Saat ini, praktek prostitusi lebih memilih bertransaksi melalui ponsel lalu berkomitmen bertemu di beberapa tempat lainnya.

Berdasarkan data yang disampaikan Nindi, sepanjang tahun 2019 terdapat 500 pekerja sek komersial alias PSK yang PKBI dampingin guna terhindar dari penyakit menular seksual.

“Untuk di rusun saya tidak bisa menyebutkan angkanya, cuma bisa dibilang kurang lebih 50an,” ucapnya.

Belum lama ini, Wakil Wali Kota Palembang, Fitrianti Agustinda mengungkapkan akan mengusulkan kepada pihak Perumnas dan pemerintah pusat agar bisa merevitalisasi kawasan rusun ilir tersebut.

Pertimbangannya, kawasan yang strategis di tengah kota ini menimbulkan kesan kurang terawat dan kumuh.

Kontribusi: Fitria

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

News

Terkini