SuaraSumsel.id - Di momen hari ibu, sosok Annisa (32) menjadi inspirasi. Tanpa suami yang telah meninggal, ia terus memperjuangkan kasus kekerasan dialami anaknya.
Anaknya, AS (4) ialah korban penganiayaan tetangga berulang kali hanya gegara tanaman hias. Videonya pun sempat viral di media sosial beberapa waktu lalu.
Diakui Anisa, AS mengalami trauma mendalam, hingga psikologis ketakutan. Kondisi ini membuat Annisa sedih dan terus berusaha menghibur sang anaknya keduanya itu..
"Kalau melihat ibu pakai baju merah dia ketakutan. Mau siapa pun itu, katanya itu Wak Tena (nama pelaku Red), dia sangat ketakutan sekali,"ucap Annisa kepada SuaraSumsel.id Selasa,(22/12/2020).
Baca Juga:Hari Ibu, Anies Kenang Kongres Perempuan di Yogyakarta 1928
Saat SuaraSumsel.id menemuinya Annisa menceritakan kisah hidupnya.
Kala mengandung AS selama delapan bulan, suaminya Risman (43), meninggal dunia.
Ia sendiri membesarkan dan mencari nafkah bagi kedua anaknya Andre Rizky (10) dan AS (4). Sejak ditinggal suami, tentu kedua anaknya merupakan anak yatim.
"Tanpa pernah melihat sang ayah AS selalu dijaga agar tidak kehilangan kasih sayang, agar selalu ceria," akunya.
Selayaknya seorang ibu, Annisa sekarang tengah berupaya memelihara dan menjaga anaknya.
Baca Juga:Kena Batunya! Bocah Ugal-ugalan Naik Motor Berakhir Nyemplung Got
"Saya tinggal sendiri, berdua sama anak. Rumah pelaku dan rumah saja dekat, bisa saja keluarga pelaku melakukan upaya buruk kepada kami. Kami hanya berharap polisi secepatnya menangkap pelaku," harapnya
Aniisa dengan tekad bulatnya, tidak akan menerima upaya perdamaian. Setiap melihat video anaknya dipukul dan dianiaya, ia menitikkan air mata dan kesal.
"Ia (pelaku, red) tidak punya hati seorang ibu, belas kasih dan sisi penyayang. Dia kejar anak saya sampai ke rumah. Anak saya juga sampai terjatuh. Walaupun polisi belum menangkan pelaku sampai sekarang saya tetap ingin melanjutkan kasus ini,"ucap Annisa.
Selain mengalami trauma, AS merasakan sakit dan gangguan pendengaran di telinga.
"Saya berniat, membawanya ke dokter spesialis, namun mau bagaimana lagi, saya belum ada uang," akunya.
Kontributor : Muhammad Moeslim