Tim peneliti pun bertanya kepada peserta studi seberapa sering mereka beraktivitas di media sosial dan membandingkannya dengan skor mereka pada kuis ekstensif yang mengukur tingkat depresi.
Berdasarkan data 1.289 orang dalam sampel akhir, sebanyak 299 sudah mengalami depresi pada awal penelitian. Lalu, peneliti melihat apakah depresi ini memengaruhi menggunakan media sosial atau tidak.
Selama enam bulan masa tindak lanjut, 95 lebih peserta mengembangkan gejala depresi. Orang dewasa muda yang menggunakan media sosial lebih dari 5 jam per hari 2,8 kali lebih mungkin mengalami depresi dalam enam bulan, dibandingkan mereka yang menggunakannya kurang dari dua jam per hari.
Walau para peneliti yakin dengan tautan yang ditemukan, penelitian ini tetap tidak bisa membuktikan sebab dan akibatnya. Faktanya adalah media sosial bukan faktor lain yang bisa memicu depresi.
Baca Juga:Vaksin Masuk RI, Pengusaha Optimis Ekonomi Rebound di 2021
"Salah satu alasan dari temuan ini mungkin karena bermain media sosial lebih memakan banyak waktu. Menghabiskan banyak waktu memainkan media sosial dapat menggantikan pembentukan hubungan pribadi yang lebih penting, mencapai tujuan pribadi dan sekadar mempunyai momen refleksi," tutur Dr Cesar Escobar-Viera, asisten profesor psikiatri di University of Pittsburgh.