Tasmalinda
Selasa, 16 Desember 2025 | 18:47 WIB
siklon tropis pengaruhi cuaca di Sumatera Selatan
Baca 10 detik
  • Siklon Tropis Bakung, muncul sejak 12 Desember 2025, berada di Samudra Hindia dan berdampak pada cuaca Sumatera Selatan.
  • Pada 16 Desember 2025, Bakung memiliki kecepatan angin 76 km/jam; diperkirakan akan melemah menjadi sistem tekanan rendah.
  • Dampak tidak langsung Bakung dapat memicu hujan sedang hingga lebat disertai angin kencang di wilayah Sumatera Selatan.

SuaraSumsel.id - Perkembangan sistem cuaca di wilayah Indonesia kembali menjadi perhatian. Siklon Tropis BAKUNG yang tumbuh dari Bibit Siklon Tropis 91S sejak 12 Desember 2025, kini terpantau aktif di Samudra Hindia dan berpotensi memberikan dampak tidak langsung terhadap cuaca di Sumatera Selatan (Sumsel).

Berdasarkan pembaruan terbaru pada 16 Desember 2025 pukul 07.00 WIB, Siklon Tropis Bakung berada di sekitar 10,8° Lintang Selatan dan 93,2° Bujur Timur, atau di wilayah Samudra Hindia sebelah barat daya Lampung. Kecepatan angin maksimumnya tercatat mencapai 40 knot atau sekitar 76 km per jam, dengan tekanan udara minimum 997 hPa, masuk dalam kategori siklon tropis level 1.

BMKG memprakirakan dalam 24 jam ke depan, intensitas Siklon Tropis Bakung akan melemah dan berubah menjadi sistem tekanan rendah (Low). Meski demikian, masyarakat di sejumlah wilayah, termasuk Sumsel, tetap diminta tidak lengah.

Dampak Tidak Langsung Mulai Terasa di Sumsel

Meski pusat siklon tidak berada di daratan Sumsel, dampak tidak langsung dari sistem ini berpotensi memicu hujan dengan intensitas sedang hingga lebat, disertai angin kencang di beberapa wilayah. Kondisi ini patut diwaspadai, terutama oleh warga yang tinggal di daerah rawan banjir, bantaran sungai, serta kawasan pesisir yang memiliki aktivitas pelayaran dan perikanan.

Selain Bakung, BMKG juga memantau kemunculan beberapa bibit siklon lain di sekitar Indonesia. Bibit Siklon Tropis 93S terdeteksi di Samudra Hindia selatan Jawa Timur dengan peluang rendah berkembang menjadi siklon tropis dan cenderung bergerak stasioner. Sementara itu, Bibit Siklon Tropis 95S terpantau di wilayah Laut Arafura selatan Kepulauan Aru, Maluku, dengan karakteristik serupa dan peluang perkembangan yang juga rendah.

Meski peluang perkembangan kedua bibit tersebut tergolong kecil, kombinasi sistem atmosfer ini dapat memengaruhi pola cuaca nasional, termasuk peningkatan tinggi gelombang laut dan perubahan arah angin.

BMKG mengimbau masyarakat Sumsel untuk terus memantau informasi cuaca terbaru, terutama bagi yang beraktivitas di luar ruangan, sektor transportasi, pertanian, dan kelautan. Kewaspadaan dini dinilai penting untuk mengantisipasi potensi cuaca ekstrem yang bisa datang secara tiba-tiba.

Informasi resmi dan terkini terkait cuaca, iklim, kualitas udara, gempa bumi, dan tsunami dapat diakses melalui situs resmi BMKG atau aplikasi InfoBMKG di ponsel.

Baca Juga: Mengenal ASETI Sebagai Rumah Penari Sumsel yang Meneguhkan Kembali Peran Penjaga Tradisi

Dengan dinamika atmosfer yang masih aktif, kesiapsiagaan menjadi kunci agar masyarakat Sumsel dapat beraktivitas dengan aman di tengah perubahan cuaca yang cepat.

Load More