-
Lima pahlawan tanpa nama dari Sumatera Selatan berjuang tanpa pamrih demi kemerdekaan Indonesia.
-
Mereka terdiri dari rakyat biasa seperti kurir, ibu dapur, guru, dan penjaga rel.
-
Kisah perjuangan mereka jarang tercatat tetapi berpengaruh besar terhadap sejarah lokal.
SuaraSumsel.id - Di balik megahnya catatan sejarah perjuangan kemerdekaan Indonesia, ada banyak kisah heroik dari Sumatera Selatan yang jarang tersorot. Mereka bukan tokoh besar yang tercatat di buku pelajaran, tapi “pahlawan tanpa nama”, rakyat biasa yang mempertaruhkan nyawa demi merah putih tanpa mengharapkan gelar atau penghargaan.
Berikut kisah lima pahlawan tanpa nama dari Sumsel yang jasanya ikut mengubah arah sejarah bangsa.
1. Kurir Rahasia dari Sungai Musi
Ia tidak dikenal secara resmi, tapi kisahnya hidup dalam cerita rakyat di tepian Sungai Musi. Beberapa pemuda Palembang menjadi kurir rahasia yang mengantarkan pesan antarpos perjuangan dengan perahu kecil, menyelinap di malam hari melewati patroli Belanda.
Satu kesalahan bisa berarti maut, namun ia tetap melakukannya, setiap malam, tanpa pernah diketahui namanya hingga kini.
2. Ibu dari Sekanak
Seorang perempuan tua di kawasan Sekanak dikenal sebagai penyedia makanan untuk para pejuang gerilya. Ia memasak di dapur bambu, menyembunyikan nasi dan lauk di bawah tumpukan dedaunan agar tak dicurigai tentara penjajah.
Saat rumahnya dibakar, ia tetap berkata, “Lebih baik kehilangan rumah daripada kehilangan negeri.”
3. Penjaga Rel di Prabumulih
Baca Juga: 5 Inspirasi dari Puncak HUT ke-68 Bank Sumsel Babel: Wujudkan Semangat Change to Accelerate
Di masa Agresi Militer Belanda, seorang penjaga rel di Prabumulih secara diam-diam mengalihkan jalur kereta yang membawa logistik tentara Belanda.
Aksi itu memperlambat pergerakan musuh dan memberi waktu bagi pasukan gerilya. Namanya tak pernah tercatat, tapi kontribusinya diingat oleh warga tua Prabumulih hingga kini.
4. Guru Desa di Lematang
Di pedalaman Lematang, seorang guru desa menggunakan papan tulisnya untuk lebih dari sekadar mengajar alfabet. Ia menyampaikan berita kemerdekaan dan membakar semangat murid-muridnya agar tidak takut pada penjajahan.
Setelah ditangkap, jejaknya hilang — tapi semangatnya menumbuhkan generasi penerus yang kemudian menjadi pejuang lokal.
5. Pemuda Penjaga Jembatan Ogan
Tag
Berita Terkait
-
Jejak Tersembunyi Dr AK Gani: Ketika Dokter Jadi Penyelundup Senjata untuk Republik
-
Dari Mimbar ke Medan Tempur: Kisah H Abdul Malik, Ulama Pejuang dari Kayuagung
-
Harga Emas dan Ayam Naik, Tapi Inflasi Sumsel Tetap Aman di Tangan BI
-
Daftar Tunggu Masih Panjang, Tapi Kuota Haji Sumsel 2026 Naik Jadi 5.895 Orang
-
Semarak UMKM Sriwijaya 2025: Sinergi dan Inovasi untuk UMKM Tangguh dan Ekonomi Sumsel Berkelanjutan
Terpopuler
- 4 Mobil Bekas 50 Jutaan Muat 7-9 Orang, Nyaman Angkut Rombongan
- Daftar Mobil Bekas yang Harganya Paling Stabil di Pasaran
- Pandji Pragiwaksono Dihukum Adat Toraja: 48 Kerbau, 48 Babi, dan Denda 2 Miliar
- 7 Parfum Wangi Bayi untuk Orang Dewasa: Segar Tahan Lama, Mulai Rp35 Ribuan Saja
- 3 Pelatih Kelas Dunia yang Tolak Pinangan Timnas Indonesia
Pilihan
-
Purbaya Gregetan Soal Belanja Pemda, Ekonomi 2025 Bisa Rontok
-
Terjerat PKPU dan Terancam Bangkrut, Indofarma PHK Hampir Seluruh Karyawan, Sisa 3 Orang Saja!
-
Penculik Bilqis Sudah Jual 9 Bayi Lewat Media Sosial
-
Bank BJB Batalkan Pengangkatan Mardigu Wowiek dan Helmy Yahya Jadi Komisaris, Ada Apa?
-
Pemain Keturunan Jerman-Surabaya Kasih Isyarat Soal Peluang Bela Timnas Indonesia
Terkini
-
Dari Rp 300 Juta sampai Miliaran, Ini 7 SUV Listrik Paling Gagah dan Worth It di 2025
-
Uangmu Bakal Berkurang? Ini Arti Sebenarnya Redenominasi Rupiah Menurut Menkeu Purbaya
-
Tak Sekadar Kota Pempek, Palembang Punya Tur Sejarah yang Bikin Merinding Bangga
-
Hilang Hampir Sepekan, Bilqis Bocah 4 Tahun Makassar Ditemukan di Jambi Sempat Dijual Rp3 Juta
-
Dukung Asta Cita, BRI Pastikan BLTS Kesra Tersalur Tepat Sasaran Berkat Jaringan Terluas