Tasmalinda
Sabtu, 18 Oktober 2025 | 12:45 WIB
Perundungan di Muratara, Sumatera Selatan
Baca 10 detik
  • Video perundungan siswa SMP di Muratara viral di media sosial.

  • Aksi perundungan bermula dari kesalahpahaman salah kirim stiker WhatsApp.

  • Dinas Pendidikan Muratara turun tangan dan memanggil pihak sekolah serta keluarga siswa

Namun di tengah perjalanan, HR menyuruh korban berhenti di pinggir jalan. Saat itulah terjadi tindakan perundungan yang direkam oleh teman pelaku.

“Anak-anak ini belum paham bahwa candaan digital bisa berujung pada kekerasan nyata,” ujar seorang guru pendamping yang hadir dalam pertemuan tersebut.

Disdik Muratara menyatakan akan memberikan pembinaan khusus kepada pelaku serta pendampingan psikologis bagi korban. Pihak sekolah juga telah diminta memperkuat program anti-bullying di lingkungan SMP Negeri Karang Jaya.

Zazili menegaskan, setiap bentuk kekerasan fisik dan verbal di sekolah tidak boleh dibiarkan, sekalipun pelaku dan korban masih anak-anak.

“Kami ingin kasus ini jadi pelajaran bagi semua pihak. Sekolah harus aktif mendeteksi dini potensi perundungan,” tegasnya.

Kasus ini memunculkan diskusi luas di media sosial. Banyak yang menyoroti pentingnya pendidikan etika digital bagi siswa SMP.

Beberapa guru dan aktivis di Palembang bahkan mendorong agar kurikulum literasi digital dan kontrol emosi online diperkuat.

Kasus perundungan di SMP Negeri Karang Jaya menjadi bukti bahwa kekerasan antarsiswa masih menjadi pekerjaan rumah besar di dunia pendidikan.

Dinas Pendidikan Muratara sudah bertindak cepat, namun penyebaran video menunjukkan betapa kuatnya dampak media sosial terhadap reputasi sekolah.

Load More