Tasmalinda
Sabtu, 18 Oktober 2025 | 12:45 WIB
Perundungan di Muratara, Sumatera Selatan
Baca 10 detik
  • Video perundungan siswa SMP di Muratara viral di media sosial.

  • Aksi perundungan bermula dari kesalahpahaman salah kirim stiker WhatsApp.

  • Dinas Pendidikan Muratara turun tangan dan memanggil pihak sekolah serta keluarga siswa

SuaraSumsel.id - Sebuah video berdurasi hampir empat menit yang memperlihatkan aksi perundungan antar pelajar SMP di Karang Jaya, Kabupaten Musi Rawas Utara (Muratara), viral di media sosial.

Video itu diunggah ke TikTok dan Facebook sejak Kamis, 16 Oktober 2025, dan langsung menuai kecaman publik.

Dalam video, tampak seorang siswa berseragam SMP duduk di atas motor sambil menunduk ketakutan. Tak lama kemudian, seorang pelajar lain terlihat menendang motor korban hingga hampir jatuh.
Korban hanya bisa menangis, sementara beberapa teman di lokasi malah tertawa sambil merekam.

Belakangan diketahui, korban berinisial CR, siswa kelas IX.4 SMP Negeri Karang Jaya asal Desa Embacang Baru Ilir.
Sedangkan pelaku berinisial HR, siswa kelas VIII.5 yang juga bersekolah di SMP yang sama.

Menanggapi kejadian itu, Kepala Dinas Pendidikan (Disdik) Muratara, Zazili S.Sos, menegaskan bahwa pihaknya sudah bergerak cepat.

Dalam rilis resmi yang diterima Suara.com, Zazili menjelaskan, peristiwa perundungan itu terjadi Rabu, 15 Oktober 2025 pukul 13.30 WIB di Kelurahan Karang Jaya.

“Kami langsung berkoordinasi dengan pihak sekolah dan sudah meminta laporan lengkap dari Plt Kepala SMP Negeri Karang Jaya,” kata Zazili, Sabtu (18/10/2025).

Menurut Zazili, mediasi antara pihak korban dan pelaku sebenarnya sudah dilakukan keesokan harinya, Kamis (16/10/2025).

Kedua keluarga sepakat berdamai melalui prosesi adat tepung tawar. Namun, insiden ini justru menjadi ramai setelah video perundungan tersebar di media sosial.

Baca Juga: Lulusan Tambang dan Perminyakan Masih Diburu? Ini Peluang Karier di Sumsel 2027

Kendati sudah damai secara adat, penyebaran video tersebut memantik amarah warganet.
Komentar pedas membanjiri unggahan video itu di TikTok. Banyak yang menilai tindakan pelaku tidak bisa ditoleransi meski sudah ada perdamaian.

“Kalau nggak viral mungkin nggak ada tindakan,” tulis salah satu pengguna TikTok.
“Kasihan anak itu, trauma seumur hidup,” komentar lainnya.

Zazili pun menegaskan bahwa Dinas Pendidikan tidak menutup mata meski kasusnya sudah diselesaikan secara adat.

“Kami tetap menindaklanjuti secara kelembagaan. Dinas mengadakan pertemuan resmi bersama Camat, Lurah, aparat desa, dan pihak sekolah,” ujarnya.

Dalam pertemuan resmi yang digelar Jumat, 17 Oktober 2025 pukul 09.00 WIB di SMP Negeri Karang Jaya, terungkaplah penyebab awal insiden tersebut.

Kasus bermula dari kesalahpahaman sederhana — korban CR tanpa sengaja mengirim stiker WhatsApp ke HR, lalu menghapusnya.

Pelaku HR merasa tersinggung karena pesan itu dihapus, dan menuduh korban sengaja mempermainkannya. Keesokan harinya, HR mengajak korban pulang bersama dengan sahabat masing-masing.

Load More