Tasmalinda
Rabu, 15 Oktober 2025 | 23:03 WIB
Klub Sriwiajya FC terpuruk di dasar klasemen.
Baca 10 detik
  • Sriwijaya FC kini terpuruk di dasar klasemen sementara Liga 2 musim 2025/2026.

  • Ribuan suporter bersatu menemui Gubernur Sumsel untuk mencari solusi menyelamatkan klub.

  • Gubernur Herman Deru siap memediasi suporter dan manajemen agar SFC terhindar dari degradasi.

SuaraSumsel.id - Bayang-bayang degradasi kini menghantui Sriwijaya Football Club (SFC). Klub yang dulu menjadi simbol kebanggaan masyarakat Sumatera Selatan itu kini terpuruk di dasar klasemen sementara Pegadaian Championship (Liga 2) musim 2025/2026.

Situasi ini membuat ribuan suporter gelisah. Mereka bukan hanya kecewa dengan performa tim, tetapi juga mulai mempertanyakan arah manajemen dan masa depan klub yang pernah disegani di pentas nasional itu.

Sriwijaya FC bukan klub biasa. Pernah berjaya dengan menjuarai Liga Indonesia 2007–2008 dan Copa Indonesia tiga kali berturut-turut, Laskar Wong Kito sempat menjadi simbol kejayaan sepak bola daerah.

Namun, kejayaan itu kini tinggal kenangan. Dalam beberapa musim terakhir, performa SFC terus menurun. Pergantian pelatih, manajemen, hingga pemain asing tak kunjung membawa perubahan signifikan.

Musim ini, hasil buruk terus menumpuk. Dalam delapan pertandingan terakhir, SFC hanya mampu meraih satu kemenangan, sisanya kalah atau imbang. Situasi itu menempatkan mereka di posisi paling bawah klasemen sementara.

“Kami tidak pernah membayangkan klub sebesar SFC akan berada di posisi ini. Ini menyakitkan,” ujar Yayan Hariansyah, Ketua Umum Singa Mania, kelompok suporter tertua Sriwijaya FC.

Di tengah keterpurukan tersebut, tiga kelompok besar suporter SFC — Singa Mania, Sriwijaya Mania, dan Ultras Sriwijaya — akhirnya bersatu. Mereka datang ke Griya Agung, Palembang, Selasa (14/10/2025), untuk bertemu Gubernur Sumatera Selatan, H. Herman Deru.

Mereka datang bukan untuk menuntut, tapi untuk mencari harapan.

“Kami datang seperti anak kepada orang tuanya. Kami cinta SFC, tapi klub ini seperti kehilangan arah. Kalau tidak segera diselamatkan, SFC bisa terdegradasi ke Liga 3,” ujar Yayan dengan nada haru.

Para suporter menilai manajemen klub perlu melakukan langkah besar, termasuk evaluasi pelatih dan strategi tim. Namun, semua itu tentu memerlukan dukungan finansial dan kebijakan yang kuat.

Baca Juga: Indisipliner! Achmad Zulkifli Dinonaktifkan, Manajemen SFC Siapkan Karteker

“Pelatih bagus butuh biaya besar. Karena itu kami datang kepada Pak Gubernur untuk mencari solusi. Kami percaya beliau bisa membantu,” tambahnya.

Gubernur Sumsel Herman Deru merespons keluhan para suporter dengan empati tinggi. Ia menegaskan bahwa Sriwijaya FC bukan sekadar klub sepak bola, melainkan simbol identitas Sumsel.

“Sebagai pemimpin daerah, saya tidak menutup mata terhadap persoalan ini. SFC adalah kebanggaan kita bersama, dan saya tidak akan lepas tangan,” tegas Deru.

Ia berjanji untuk memediasi dialog antara suporter, manajemen, dan Dinas Pemuda dan Olahraga (Dispora), agar solusi konkret bisa segera ditemukan.

“Saya siap jadi jembatan antara suporter dan manajemen. Kita duduk bersama mencari solusi terbaik. Apa pun yang bisa saya bantu, akan saya fasilitasi,” ujarnya.

Menurut Herman Deru, semangat kolaborasi adalah kunci utama untuk mengembalikan kejayaan Sriwijaya FC. Tanpa kerja sama yang solid, sulit bagi klub legendaris ini untuk keluar dari situasi krisis.

“Kita harus menjaga semangat kebersamaan. Jangan saling menyalahkan, tapi bersatu untuk satu tujuan: menyelamatkan Sriwijaya FC,” kata Deru.

Ia juga menyampaikan apresiasi kepada suporter yang tetap setia meski tim sedang terpuruk.

Load More