Tasmalinda
Senin, 15 September 2025 | 22:23 WIB
Ilustrasi beli sepatu online.
Baca 10 detik
  • Belanja sepatu online penuh risiko karena ukuran, bahan, dan kenyamanan sering tak sesuai harapan.
  • Lima kesalahan umum yang sering dilakukan pembeli sepatu online antara lain: terpaku pada nomor ukuran, mengabaikan ulasan pembeli, tidak membaca detail bahan, melupakan kebijakan retur, dan membeli hanya karena tampilan tanpa memperhatikan fungsi.
  • Solusi cerdas untuk menghindari kerugian adalah mengukur kaki dalam cm, membaca ulasan pengguna, memeriksa deskripsi bahan, memahami kebijakan retur, serta memastikan sepatu sesuai dengan tujuan penggunaan.
[batas-kesimpulan]

SuaraSumsel.id - Kita semua pernah merasakannya. Sensasi gembira saat paket yang ditunggu-tunggu akhirnya tiba. Dengan antusias, kita membuka kotaknya, melihat sepasang sepatu baru yang berkilauan, lalu mencobanya... dan seketika, dunia serasa runtuh. Ukurannya salah, bahannya tidak nyaman, atau warnanya sama sekali berbeda dari di foto.

Belanja sepatu online adalah sebuah seni yang penuh risiko.

Berbeda dengan membeli baju yang ukurannya lebih fleksibel, sepatu menuntut presisi mutlak. Satu sentimeter saja bisa menjadi pembeda antara kenyamanan sepanjang hari dan lecet yang menyakitkan.

Banyak yang akhirnya kapok dan trauma.

Padahal, kegagalan ini seringkali bukan karena nasib sial, melainkan karena kita terjebak dalam kesalahan-kesalahan umum yang sebenarnya sangat bisa dihindari. Agar uang Anda tidak melayang dan hati tidak kecewa, hindari lima kesalahan fatal ini.

1. Terpaku Pada Nomor Ukuran Biasa

Ini adalah kesalahan paling umum dan paling fatal. Anda berpikir, "Saya selalu pakai ukuran 42," lalu tanpa ragu mengklik ukuran tersebut di semua merek.

Rekomendasi sepatu lari lokal berkualitas. [google ai studio]

Kenyataannya jika setiap merek punya "bahasa" ukuran yang berbeda. Ukuran 42 di merek A (Eropa) bisa jadi sangat berbeda dengan ukuran 42 di merek B (Amerika) atau merek C (Asia). Bahkan dalam satu merek yang sama, model sepatu lari dan sepatu kasual bisa memiliki fitting yang berbeda.

Karena itu, lupakan nomor, percayalah pada sentimeter (cm). Ambil penggaris atau meteran, ukur panjang telapak kaki Anda dari ujung jempol hingga tumit. Lakukan ini pada sore hari saat kaki sedikit membesar. Lalu, selalu cek "Size Chart" atau "Panduan Ukuran" yang disediakan penjual dan cocokkan ukuran cm kaki Anda dengan nomor yang direkomendasikan.

Baca Juga: Viral Taiwan Resmi Larang Indomie Soto Banjar Usai Temukan Kandungan Berbahaya

2. Mengabaikan 'Saksi Hidup' (Ulasan Pembeli)

Foto produk dari merek selalu terlihat sempurna. Tapi itu adalah foto dalam kondisi studio yang ideal. Kebenaran sesungguhnya seringkali terungkap di kolom ulasan.

Kenyataannya jika pembeli sebelumnya adalah sumber informasi paling jujur. Mereka akan memberitahu apakah ukuran sepatu ini "true to size" (sesuai ukuran), "runs small" (lebih kecil dari seharusnya), atau "runs large" (lebih besar). Mereka juga sering mengunggah foto asli yang menunjukkan warna dan bahan di dunia nyata.

Solusi cerdasnya ialah jangan pernah checkout sebelum membaca setidaknya 5-10 ulasan terbaru. Cari kata kunci seperti "ukuran", "nyaman", "bahan", dan "warna asli". Ulasan adalah investigasi gratis Anda.

3. Jatuh Cinta Pada Gambar, Abai Pada Deskripsi Bahan

Anda melihat sepatu kulit yang gagah dengan harga miring, lalu langsung membelinya. Saat tiba, ternyata bahannya "kulit sintetis" yang kaku dan membuat kaki panas.

Sepatu New Balance 574. [Website/New Balance]

Kenyataannya jika foto bisa menipu, tapi deskripsi produk jarang berbohong (karena terikat hukum). Apakah bahannya genuine leather (kulit asli), synthetic leather, suede, canvas, atau mesh? Setiap bahan memiliki karakter, tingkat kenyamanan, dan cara perawatan yang berbeda.

Solusi cerdas ialah selalu baca bagian "Spesifikasi" atau "Detail Produk". Mengetahui bahannya akan memberi anda gambaran realistis tentang bagaimana rasanya saat dipakai, apakah akan membuat kaki berkeringat, dan seberapa awet sepatu tersebut.

4. Tidak Membaca Kebijakan Retur (Mengabaikan 'Jalan Keluar')

Di tengah euforia belanja, Anda lupa memeriksa hal paling krusial: bagaimana jika sepatunya tidak pas?

Kenyataannya jika setiap toko punya kebijakan pengembalian barang (retur) yang berbeda. Ada yang menawarkan retur gratis, ada yang membebankan ongkos kirim pada pembeli, ada yang hanya memperbolehkan tukar ukuran (bukan pengembalian dana), dan yang terburuk, ada yang "barang yang sudah dibeli tidak dapat dikembalikan".

Sehingga sebelum memasukkan ke keranjang, cari halaman "Kebijakan Pengembalian" atau "Return Policy". Pastikan Anda memiliki "jalan keluar" yang aman jika terjadi hal yang tidak diinginkan.

5. Membeli untuk 'Tampilan', Bukan untuk 'Tujuan'

Anda membeli sepasang sneakers dengan desain super keren dan futuristik, lalu memakainya untuk lari 5 kilometer. Hasilnya? Kaki Anda sakit luar biasa.

Kenyataannya jika sepatu dirancang untuk fungsi spesifik. Ada "fashion sneakers" yang memang hanya untuk gaya, "running shoes" untuk lari, "training shoes" untuk di gym, dan "trail shoes" untuk medan berat. Memakai sepatu yang salah untuk aktivitas yang salah tidak hanya tidak nyaman, tapi juga berisiko menyebabkan cedera.

Solusi cerdasnya ialah tanyakan pada diri sendiri, "Sepatu ini akan saya pakai untuk apa?" Pastikan kategori sepatu yang Anda beli sesuai dengan tujuan utama Anda.

Load More