- Dua ikon sneakers putih legendaris – Adidas Superstar lahir sebagai sepatu basket yang jadi simbol street culture dan hip-hop
- Pertarungan filosofi gaya – Superstar tampil bold dengan shell toe khas dan cocok untuk streetwear,
- Timeless dengan karakter berbeda – Superstar identik dengan gaya berani, Stan Smith unggul karena kesederhanaannya yang adaptif.
SuaraSumsel.id - Di kerajaan sneakers, ada dua penguasa tua yang takhtanya seolah tak tergoyahkan. Mereka lahir dari dapur yang sama, Adidas, namun menempuh jalan takdir yang berbeda. Keduanya adalah definisi dari "sepatu putih wajib punya".
Di satu sisi, ada sang pejuang jalanan dengan ujung cangkang ikoniknya, Adidas Superstar. Di sisi lain, ada sang bangsawan minimalis dengan siluet rapi dan potret wajah di lidahnya, Adidas Stan Smith.
Selama lebih dari 50 tahun, duel sunyi di antara keduanya terus berlangsung di kaki jutaan orang di seluruh dunia. Keduanya sama-sama ikonik, sama-sama serbaguna, dan sama-sama timeless. Tapi ini memunculkan pertanyaan abadi bagi siapa saja yang berdiri di depan rak toko sepatu: jika harus memilih satu, siapa yang benar-benar lebih unggul?
Ini bukan sekadar perbandingan sepatu. Ini adalah pertarungan antara dua filosofi gaya. Mari kita bedah tuntas kekuatan dan kelemahan masing-masing, untuk membantumu menentukan siapa raja sneakers putih yang sesungguhnya.
Ronde 1: DNA & Sejarah
Adidas Superstar (Lahir 1969) terlahir sebagai sepatu basket. Senjata utamanya adalah "shell toe", yaitu pelindung jari kaki dari karet yang terinspirasi dari cangkang kerang. Ia diadopsi oleh para legenda NBA, lalu dibajak oleh para pionir hip-hop seperti Run-DMC di tahun 80-an, yang mengubahnya dari sepatu olahraga menjadi simbol budaya jalanan (street culture).
Karakter: Bold, tangguh, berakar kuat di budaya hip-hop dan streetwear.
Adidas Stan Smith (Lahir 1965, Re-brand 1978): Awalnya adalah sepatu tenis. Desainnya adalah antitesis dari superstar yakni super bersih, minimalis, dengan tiga garis khas Adidas yang diubah menjadi lubang-lubang perforasi.
Namanya diambil dari petenis legendaris Stan Smith. Ia menjadi simbol kemewahan yang santai dan gaya effortless chic.
Baca Juga: Trio Retro Adidas Bangkit Lagi! Ini Alasan Gazelle, SL 72, dan Tokyo Jadi Idola
Karakter: Elegan, minimalis, berkelas, dan serbaguna.
Verdict: Keduanya punya sejarah yang sangat kuat, tapi dengan "jalan hidup" yang berbeda. Superstar adalah pemberontak, Stan Smith adalah bangsawan.
Ronde 2: Desain & Estetika
Superstar: Desainnya lebih "ramai" dan berani. Shell toe adalah elemen yang langsung mencuri perhatian. Siluetnya lebih gemuk dan kokoh, memberikan kesan yang lebih kasual dan tangguh. Tiga garis bergeriginya sangat menonjol.
Stan Smith: Puncaknya kesederhanaan. Garis-garisnya bersih dan siluetnya ramping. Detail hijau (atau warna lain) di bagian tumit dan potret di lidah adalah satu-satunya "perhiasan". Kemampuannya untuk terlihat "menghilang" namun tetap elegan adalah kekuatan terbesarnya.
Verdict: Ini murni soal selera. Jika kamu suka statement piece, pilih Superstar. Jika kamu suka gaya yang bersih dan low-key, Stan Smith adalah juaranya.
Ronde 3: Kenyamanan & Material
Superstar: Dibuat dengan kulit yang lebih kaku dan shell toe yang keras, ia butuh sedikit waktu untuk break-in. Memberikan proteksi lebih, tapi mungkin terasa sedikit lebih berat dan kurang fleksibel.
Stan Smith: Umumnya menggunakan kulit yang lebih lembut dan fleksibel sejak awal pemakaian. Bobotnya terasa lebih ringan, menjadikannya pilihan yang sangat nyaman untuk berjalan jauh.
Verdict: Untuk kenyamanan langsung dari kotak dan pemakaian jangka panjang, Stan Smith seringkali dianggap unggul tipis.
Ronde 4: Fleksibilitas & Padu Padan (Styling)
Superstar: Sangat cocok dengan gaya streetwear: celana kargo, hoodie, jeans longgar, dan track pants. Memberikan sentuhan edgy dan kasual pada setiap penampilan.
Stan Smith: Bunglon fashion sejati. Ia bisa dipadukan dengan apa saja. Dari celana jeans, celana chino, rok, gaun, bahkan setelan jas semi-formal. Kemampuannya untuk "naik kelas" jauh lebih superior.
Verdict: Stan Smith menang dalam hal fleksibilitas murni. Ia bisa membawamu dari kafe ke meeting kasual dengan lebih mulus.
Siapa yang Lebih Timeless?
Keduanya terbukti timeless. Tapi jika kita harus memilih satu yang definisinya paling murni, Adidas Stan Smith mungkin memiliki keunggulan.
Alasannya? Desainnya yang super minimalis membuatnya menjadi kanvas kosong yang sempurna, mampu beradaptasi dengan tren apa pun yang datang dan pergi. Sementara Superstar sangat terikat dengan estetikanya yang bold, Stan Smith mampu melebur dan menyempurnakan gaya apa pun tanpa harus berteriak.
Namun, pada akhirnya, raja yang sesungguhnya adalah yang paling sesuai dengan kepribadianmu. Jadi, kamu tim mana?
Berita Terkait
-
Trio Retro Adidas Bangkit Lagi! Ini Alasan Gazelle, SL 72, dan Tokyo Jadi Idola
-
Psikologi di Balik Tren Sepatu Retro: Nostalgia Tulen atau Cuma Gaya-Gayaan?
-
Perang Siluet Retro! Adidas Gazelle vs Onitsuka Tiger, Mana yang Lebih Hype?
-
5 Sepatu Adidas yang Cocok Dipadukan dengan Rok, Mulai dari Kasual hingga Feminin
-
5 Rekomendasi Sepatu Adidas yang Cocok Dipadukan dengan Celana Jeans
Terpopuler
- Viral Video 7 Menit Ahmad Sahroni dan Nafa Urbach, Praktisi Hukum Minta Publik Berhati-hati
- Prabowo Dikabarkan Kirim Surat ke DPR untuk Ganti Kapolri Listyo Sigit
- Tutorial Bikin Foto di Lift Jadi Realistis Pakai Gemini AI yang Viral, Prompt Siap Pakai
- 5 Fakta Viral Video 7 Menit Ahmad Sahroni dan Nafa Urbach, Publik Penasaran!
- Profil Komjen Suyudi Ario Seto, Calon Pengganti Kapolri Listyo Sigit Prabowo?
Pilihan
-
Viral Taiwan Resmi Larang Indomie Soto Banjar Usai Temukan Kandungan Berbahaya
-
Ketika Politik dan Ekonomi Turut Membakar Rivalitas Juventus vs Inter Milan
-
Adu Kekayaan Komjen Suyudi Ario Seto dan Komjen Dedi Prasetyo, 2 Calon Kapolri Baru Pilihan Prabowo
-
5 Transfer Pemain yang Tak Pernah Diduga Tapi Terjadi di Indonesia
-
Foto AI Tak Senonoh Punggawa Timnas Indonesia Bikin Gerah: Fans Kreatif Atau Pelecehan Digital?
Terkini
-
Perang Tahta Sneakers Putih: Duel Abadi Adidas Superstar vs Stan Smith. Siapa Rajanya?
-
DPR Ngamuk Tolak Pelita Air Dilebur ke Garuda: Jangan Kawinkan Si Sehat & Si Sakit!
-
Retak? 3 Kode Keras Rumah Tangga Tasya Farasya di Ujung Tanduk, Isu Cerai Mencuat!
-
Peluncuran iPhone 17 Dituding 'Minim Inovasi' & Mirip POCO, Apple Rugi Triliunan?
-
Naik Level! Ubah Miniatur AI Jadi Karya Seni Hitam-Putih yang Dramatis & Berkelas