Tasmalinda
Senin, 18 Agustus 2025 | 16:14 WIB
Festival bidar tradisional Palembang yang digelar Minggu (17/8/2025).

SuaraSumsel.id - Palembang kembali membuktikan dirinya sebagai kota dengan tradisi sungai yang kaya. Minggu sore (17/8/2025), ribuan pasang mata tertuju ke Sungai Musi, tepat di depan pelataran Benteng Kuto Besak (BKB).

Riuh sorak dan tepukan tangan penonton membahana, menyemangati para peserta yang tengah mengayuh perahu bidar di partai final Festival Perahu Bidar Tradisional 2025.

Sejarah Panjang yang Menghidupkan Sungai

Bidar bukan sekadar perlombaan adu cepat mendayung. Ia adalah jejak sejarah yang telah berlangsung ratusan tahun, diwariskan dari generasi ke generasi sebagai bagian dari denyut nadi Sungai Musi.

Lebih tua dari tradisi perahu serupa di daerah lain, bidar mencerminkan bagaimana sungai menjadi pusat kehidupan masyarakat Palembang sejak masa Sriwijaya.

Bagi warga, festival ini bukan hanya tontonan, tetapi juga bagian dari perayaan kebersamaan. Sungai yang dulu menjadi jalur perdagangan dan diplomasi, kini menjadi panggung budaya dan olahraga tradisional.

Gubernur Sumatera Selatan, Dr. H. Herman Deru, hadir langsung melepas para peserta.

Didampingi Ketua TP PKK Sumsel Hj. Feby Deru, Anggota DPD RI dr. Ratu Tenny Leriva HD, Pangdam II/Sriwijaya Mayjen TNI Ujang Darwis, Wali kota Palembang Ratu Dewa, Wakil Walikota Prima Salam, serta jajaran Forkopimda, kehadiran pejabat penting itu semakin menegaskan bahwa bidar bukan sekadar lomba rakyat, melainkan simbol identitas budaya Sumsel.

“Tradisi lama ini layak kita kreasikan dan promosikan agar mendunia. Tak perlu biaya besar, yang penting ada komitmen untuk menjadikan bidar sebagai ikon wisata Sumsel,” ujar Herman Deru penuh semangat.

Baca Juga: Festival Perahu Bidar 2025 Jadi Pesta Rakyat Palembang, Inilah Para Pemenangnya

Dari Hiburan Rakyat Menuju Identitas Daerah

Di bawah kepemimpinan Wali kota Ratu Dewa, festival ini kembali menemukan ruhnya. Setelah sempat meredup, kini bidar disambut dengan antusiasme luar biasa.

Kehadiran ribuan warga di tepian Musi menjadi bukti bahwa bidar bukan sekadar nostalgia, tetapi bisa menjadi daya tarik wisata air berskala internasional.

Tak hanya memperebutkan gelar juara, lomba bidar adalah cara masyarakat menguatkan identitas, meneguhkan kebanggaan sebagai anak Sungai Musi. “Festival Bidar tahun ini lebih meriah dari tahun-tahun sebelumnya. Ini bukan hanya hiburan, tapi potensi wisata air yang bisa membawa nama Sumsel ke pentas dunia,” tegas Herman Deru.

Harapan ke Depan: Bidar Mendunia

Dengan suksesnya Festival Bidar 2025, harapan besar muncul agar perhelatan ini masuk dalam kalender pariwisata nasional bahkan internasional.

Dengan promosi yang lebih masif, bidar bisa menjadi magnet wisata seperti balap perahu naga di Tiongkok atau regatta di Eropa.

Festival ini menunjukkan bahwa tradisi lokal bukan untuk disimpan sebagai warisan statis, tetapi dihidupkan kembali dengan cara kreatif, modern, dan membanggakan.

Dari Sungai Musi, bidar siap melaju, menjelma sebagai identitas daerah sekaligus warisan budaya dunia.

Load More