SuaraSumsel.id - Dunia medis Tanah Air kembali tercoreng oleh aksi intimidasi terhadap tenaga kesehatan.
Kali ini, seorang dokter di Rumah Sakit Umum Daerah atau RSUD Sekayu, Kabupaten Musi Banyuasin (Muba), Sumatera Selatan, harus menghadapi perlakuan tidak menyenangkan dari keluarga pasien.
Tak terima aset berharganya diancam, manajemen rumah sakit mengambil sikap tegas dan siap menempuh jalur hukum untuk melindungi stafnya.
Kejadian ini sontak menjadi sorotan dan viral, memicu kembali perdebatan tentang pentingnya perlindungan hukum bagi para tenaga kesehatan yang berada di garda terdepan pelayanan.
Bagaimana bisa seorang profesional yang sedang menjalankan tugasnya justru mendapat ancaman?
Berikut adalah 5 fakta penting yang terungkap dari kasus intimidasi dokter di RSUD Sekayu.
1. Kronologi Intimidasi: Dipicu Ketidakpuasan Pelayanan
Semua bermula dari ketidakpuasan keluarga salah satu pasien yang dirawat di RSUD Sekayu.
Menurut informasi yang beredar, keluarga pasien merasa pelayanan yang diberikan kepada anggota keluarga mereka lambat dan tidak sesuai harapan.
Baca Juga: Kenapa Pelabuhan Tanjung Carat Banyuasin Jadi Proyek Strategis yang Dikebut Sumsel?
Puncaknya, mereka meluapkan emosi kepada dokter yang saat itu sedang bertugas, yang diidentifikasi sebagai dr. A.
Tidak hanya dengan makian, oknum keluarga pasien tersebut diduga kuat melontarkan kalimat-kalimat yang bernada ancaman serius kepada sang dokter.
2. Dokter Mengalami Tekanan Psikis
Mendapat perlakuan kasar dan ancaman saat sedang bekerja tentu meninggalkan bekas.
Pihak manajemen RSUD Sekayu mengonfirmasi bahwa dr. A mengalami tekanan psikis akibat insiden tersebut.
Meskipun tidak ada kekerasan fisik, intimidasi verbal dan ancaman yang diterima sudah cukup untuk menimbulkan trauma dan rasa tidak aman.
3. Direksi RSUD Sekayu Turun Tangan dan Beri Sikap Tegas
Direktur Utama RSUD Sekayu, dr. Azmi, langsung mengambil sikap. Dalam pernyataannya kepada media, dr. Azmi menegaskan bahwa pihak rumah sakit tidak akan mentolerir segala bentuk kekerasan dan intimidasi terhadap stafnya.
"Kami sangat menyayangkan kejadian ini. Tenaga kesehatan kami bekerja dengan standar operasional prosedur untuk melayani masyarakat. Tindakan intimidasi seperti ini tidak dapat diterima dan mencederai semangat pelayanan kami," tegasnya kepada awak media.
4. Tak Ada Kata Damai, Proses Hukum Jalan Terus
Manajemen RSUD Sekayu tidak main-main dengan ancamannya untuk membawa kasus ini ke ranah hukum.
Mereka secara resmi menyatakan akan meneruskan proses hukum terhadap oknum keluarga pasien yang melakukan intimidasi. Langkah ini diambil bukan hanya untuk memberikan efek jera, tetapi juga untuk mengirimkan pesan yang jelas kepada publik bahwa keselamatan dan kenyamanan tenaga kesehatan adalah prioritas.
"Kami akan teruskan proses hukum ini. Kami sudah mengumpulkan bukti-bukti yang diperlukan, termasuk rekaman CCTV dan keterangan saksi. Ini adalah bentuk perlindungan kami terhadap semua karyawan," tambah dr. Azmi.
5. Banjir Dukungan dari Warganet dan Organisasi Profesi
Kasus ini dengan cepat menyebar di media sosial dan memicu reaksi luas. Mayoritas warganet dan rekan sejawat dari berbagai daerah memberikan dukungan penuh kepada dr. A dan RSUD Sekayu.
Kolom komentar dipenuhi dengan kecaman terhadap aksi main hakim sendiri dan dorongan agar kasus ini diusut tuntas.
Organisasi profesi seperti Ikatan Dokter Indonesia (IDI) juga kerap menyuarakan pentingnya payung hukum yang kuat untuk melindungi dokter dan nakes lainnya dari risiko kekerasan saat bertugas.
Kejadian di Sekayu menjadi pengingat bahwa UU Nomor 17 Tahun 2023 tentang Kesehatan, yang salah satunya mengatur soal perlindungan nakes, harus ditegakkan dengan serius.
Berita Terkait
-
'Buka Maskermu, Aku Mau Lihat!' Viral Detik-detik Dokter RSUD Sekayu Diintimidasi Keluarga Pasien
-
Bosan Balap Karung? Ini 15 Ide Lomba 17 Agustus Unik Biar Acara RT-mu Viral
-
Siap War? Prediksi Promo Kemerdekaan Viral 2025 dari Kopi Kenangan, Janji Jiwa dan Mixue
-
Sudah Viral Berkali-kali, Kenapa Pemkot Palembang Tak Mampu Tertibkan Preman?
-
Parkir Liar di BKB Palembang Viral Lagi! YouTuber Dipalak Preman
Terpopuler
- Pelatih Argentina Buka Suara Soal Sanksi Facundo Garces: Sindir FAM
- Kiper Keturunan Karawang Rp 2,61 Miliar Calon Pengganti Emil Audero Lawan Arab Saudi
- Usai Temui Jokowi di Solo, Abu Bakar Ba'asyir: Orang Kafir Harus Dinasehati!
- Ingatkan KDM Jangan 'Brengsek!' Prabowo Kantongi Nama Kepala Daerah Petantang-Petenteng
- 30 Kode Redeem FC Mobile Terbaru 28 September: Raih Hadiah Prime Icon, Skill Boost dan Gems Gratis
Pilihan
-
Here We Go! Jelang Lawan Timnas Indonesia: Arab Saudi Krisis, Irak Limbung
-
Berharap Pada Indra Sjafri: Modal Rekor 59% Kemenangan di Ajang Internasional
-
Penyumbang 30 Juta Ton Emisi Karbon, Bisakah Sepak Bola Jadi Penyelamat Bumi?
-
Muncul Tudingan Ada 'Agen' Dibalik Pertemuan Jokowi dengan Abu Bakar Ba'asyir, Siapa Dia?
-
BBM RI Dituding Mahal Dibandingkan Malaysia, Menkeu Purbaya Bongkar Harga Jual Pertamina
Terkini
-
Dari 1955 ke 2025: Digital Lounge CIMB Niaga Palembang dan Jejak 70 Tahun Transformasi Perbankan
-
Pakai HP Samsung? Cek! Kamu Mungkin Lewatkan 10 Fitur Ajaib Ini, No 7 Bikin Hidup Gampang
-
Sahabat Digital Membawa Berkah: Ketika Ketenangan dan Teknologi Bersatu Bersama BCA Syariah
-
BBM Langka di Pagar Alam, Warga Rela Antre Berjam-jam Demi Pertalite dan Pertamax
-
6 Fakta Fitrianti Agustinda Hadapi Sidang Korupsi Sambil Gugat Cerai, Publik Heboh