SuaraSumsel.id - Nama HS, warga Tulung Selapan Ilir, Kabupaten Ogan Komering Ilir (OKI), Sumatera Selatan (Sumsel) mendadak menjadi pembicaraan publik.
Rumah megahnya yang disebut-sebut berlapis ornamen emas dan menjulang bak istana, digerebek oleh Badan Narkotika Nasional (BNN) pada Rabu, 30 Juli 2025.
Tak tanggung-tanggung, operasi ini dilakukan langsung oleh tim dari BNN Pusat dan didukung penuh oleh pasukan Brimob bersenjata lengkap.
Yang mengejutkan bukan hanya ukuran rumah atau jumlah aparat yang turun, melainkan identitas pemiliknya: HS, sosok yang selama ini dikenal luas oleh warga desa sebagai seorang dermawan, religius, dan pendiam.
Ia bukan selebritas, bukan pejabat, dan bukan pula tokoh publik.
Namun dalam waktu singkat, nama HS berubah dari “panutan lokal” menjadi tersangka kasus jaringan narkoba besar yang diduga terhubung dengan napi Lapas Nusakambangan.
Sosok Sederhana, Gaya Hidup Sultan
Di lingkungan tempat tinggalnya, HS dikenal tidak banyak bicara.
Ia kerap hadir di masjid, membantu pembangunan sarana ibadah, bahkan menyumbangkan dana pribadi untuk kegiatan sosial seperti khitanan massal dan santunan anak yatim.
Baca Juga: Suasana Terkini! Rumah 'Berlapis Emas' Crazy Rich Sumsel Digerebek BNN, Simpan 50 Kilogram Sabu
Di balik itu semua, ia menjalani kehidupan yang superprivat. Tetangganya jarang melihat siapa tamu yang datang, siapa mitra bisnisnya, atau bagaimana dia bisa begitu cepat membangun rumah megah di tengah desa kecil yang umumnya dihuni nelayan dan petani.
“Dia orangnya gak neko-neko. Kalau ngomong pelan. Tapi rumahnya luar biasa, mobilnya juga bagus terus berganti. Kami pikir dia pengusaha sukses,” kata Pak Idris, tetangga depan rumah HS.
Namun satu pertanyaan kerap menggelayut di benak warga, ialah HS pengusaha apa? Tak ada yang tahu secara pasti.
Ada yang bilang ia punya usaha perkapalan, ada yang menduga ia bermain di bidang pengadaan. Tapi semua informasi itu tak pernah dikonfirmasi langsung.
Fenomena seperti HS bukan hal baru dalam dunia kejahatan terorganisir. Banyak pelaku kelas kakap justru membangun citra sosial yang bersih dan dermawan untuk menyamarkan bisnis haram mereka.
Kasus HS menjadi cermin dari paradoks tersebut.
Berita Terkait
-
50 Kilogram Sabu di Rumah Mewah? Begini Cara Jaringan Narkoba Menyamar Orang Kaya Baru
-
Suasana Terkini! Rumah 'Berlapis Emas' Crazy Rich Sumsel Digerebek BNN, Simpan 50 Kilogram Sabu
-
Puluhan Ribu Sumur Minyak Rakyat di Sumsel Bakal Legal, Daerah Dapat Berapa? Ini Bocorannya
-
Bank Sumsel Babel Catat Kinerja Positif Semester I 2025, Laba Tembus di Atas Target
-
Jadwal Lengkap Pemadaman Listrik Palembang Pekan Ini, Cek Wilayahmu Kena
Terpopuler
- Ole Romeny Menolak Absen di Ronde 4 Kualifikasi Piala Dunia 2026
- Tanpa Naturalisasi, Jebolan Ajax Amsterdam Bisa Gantikan Ole Romeny di Timnas Indonesia
- Makna Satir Pengibaran Bendera One Piece di HUT RI ke-80, Ini Arti Sebenarnya Jolly Roger Luffy
- Ditemani Kader PSI, Mulyono Teman Kuliah Jokowi Akhirnya Muncul, Akui Bernama Asli Wakidi?
- Jelajah Rasa Nusantara dengan Promo Spesial BRImo di Signature Partner BRI
Pilihan
-
6 Smartwatch Murah untuk Gaji UMR, Pilihan Terbaik Para Perintis 2025
-
3 Film Jadi Simbol Perlawanan Terhadap Negara: Lebih dari Sekadar Hiburan
-
OJK Beberkan Fintech Penyumbang Terbanyak Pengaduan Debt Collector Galak
-
Tarif Trump 19% Berlaku 7 Agustus, RI & Thailand Kena 'Diskon' Sama, Singapura Paling Murah!
-
Pemerintah Dunia dan Tenryuubito: Antagonis One Piece yang Pungut Pajak Seenaknya
Terkini
-
UMKM Aiko Maju Tumbuh Bersama BRI dan Program MBG di Kepulauan Siau
-
Promo Merdeka Wyndham Opi: Menginap Dapat Tumpeng & Buffet Rp80 Ribu
-
Selvi Gibran Borong Songket di Palembang, Produk UMKM Sumsel Langsung Ludes
-
Sumsel Tuan Rumah Pornas Korpri 2025, ASN dari Seluruh Indonesia Datang
-
Laba Semen Baturaja Melejit, Dari Single ke Double Digit di Semester I 2025