5 Fakta Mengerikan Kebakaran 1 Ulu Palembang: Dari Lorong Sempit Hingga Duka 77 Jiwa

SuaraSumsel.id - Amukan api di Kelurahan 1 Ulu Palembang pada Selasa (22/7/2025) siang menyisakan lebih dari sekadar puing dan arang.

Tragedi yang melenyapkan 15 rumah ini menyimpan sejumlah fakta mengerikan yang menjadi potret nyata kerentanan hidup di pemukiman padat perkotaan.

Ini bukan sekadar berita kebakaran biasa, melainkan sebuah pelajaran mahal. Berikut adalah 5 fakta di balik peristiwa nahas tersebut.

1. Penyebab Sepele, Akibat Fatal: Korsleting Listrik

Sumber petaka diduga berasal dari hal yang sering dianggap biasa, korsleting listrik.

Api diduga pertama kali muncul dari salah satu rumah yang sedang kosong.

Dalam kondisi cuaca panas dan kering, percikan api dari hubungan arus pendek listrik berubah menjadi monster yang tak terkendali.

Ini adalah pengingat brutal bahwa ancaman terbesar seringkali tersembunyi di balik dinding rumah kita sendiri.

2. Material Kayu + Angin Kencang = Kombinasi Maut

Baca Juga: 5 Rekomendasi Tempat Ngopi Pagi Sekaligus Meeting Paling Nyaman di Palembang Update 2025

Rumah-rumah di kawasan tersebut mayoritas adalah rumah panggung yang terbuat dari kayu.

Material yang mudah terbakar ini, ditambah dengan embusan angin yang cukup kencang, menciptakan "kombinasi maut".

Api tidak lagi merambat, tetapi melompat dari satu atap ke atap lainnya dengan kecepatan mengerikan, membuat warga tak punya banyak waktu untuk menyelamatkan harta benda mereka.

3. Perjuangan Petugas di Lorong Sempit

Inilah drama yang sesungguhnya. Sebanyak 12 mobil pemadam kebakaran seolah tak berdaya di hadapan medan yang sulit.

"Akses jalan menuju lokasi sangat sempit, hanya bisa dilalui oleh kendaraan roda dua," ungkap Kepala Dinas PBK Palembang, Kgs. A. Fauzi.

Petugas terpaksa berjibaku menggelar selang hingga ratusan meter, bertaruh nyawa di antara gang-gang sempit untuk menjangkau pusat api.

Perjuangan mereka adalah bukti betapa tata ruang pemukiman berdampak langsung pada keselamatan warganya.

4. Bukan Sekadar Angka: 77 Jiwa Kehilangan Segalanya

Di balik data "15 rumah terbakar" ada 77 kisah pilu.

Sebanyak 23 Kepala Keluarga (KK) kini kehilangan segalanya. Rumah yang menjadi tempat bernaung, pakaian, surat-surat berharga, dan kenangan bertahun-tahun lenyap menjadi abu.

Mereka kini harus memulai hidup dari titik nol, sebuah kenyataan pahit yang harus dihadapi puluhan jiwa, dari anak-anak hingga lansia.

5. Ancaman yang Terus Berulang di Tepi Musi

Kebakaran di pemukiman padat seperti di 1 Ulu bukanlah yang pertama kali terjadi di Palembang.

Pola yang sama terus berulang: instalasi listrik yang mungkin tak standar, bangunan kayu yang rapat, dan akses yang sulit.

Musibah ini menjadi cermin besar bagi semua pihak tentang risiko yang terus mengintai di kawasan padat penduduk dan pentingnya mitigasi bencana yang lebih serius.